Mohon tunggu...
Eko Nurhuda
Eko Nurhuda Mohon Tunggu... Penulis - Pekerja Serabutan

Peminat sejarah dan penikmat sepak bola. Tulisannya pernah dimuat di Tabloid BOLA, BOLAVaganza, FourFourTwo Indonesia, detikSport, juga Jambi Ekspres, Telusuri.id dan Mojok.co. Sempat pula menelurkan beberapa buku seputar blog-internet. Kini berkecimpung di dunia novel online dan digital self-publishing.

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

Indonesia 3-2 Curacao; Hatur Nuhun Iwan Bule....

24 September 2022   22:40 Diperbarui: 24 September 2022   22:44 204
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Para pemain Indonesia merayakan gol kemenangan atas Curacao, Sabtu (24/9/2022) malam WIB. FOTO: KOMPAS.com/ADIL NURSALAM 

Masuk babak kedua, Coach Shin memasukkan Marselino Ferdinan dan Saddil Ramdani. Untuk itu, Ricky Kambuaya dan Egy Maulana Vikri musti ditarik keluar.

Hasilnya terhitung tokcer. Kedua pemain yang sama-sama jago menggocek dan menggiring bola, serta melepas tembakan jarak jauh, sukses menghidupkan serangan Indonesia. Curacao berbalik tertekan.

Menit ke-56, Klok mengambil bola lepas sekitar 4-5 meter di depan kotak penalti Curacao. Gelandang bernomor punggung 23 ini mengirim umpan pada Arhan yang langsung meneruskannya pada Dimas.

Dikawal ketat bek lawan, Dimas membuat gerakan tipuan dengan menyontek bola menggunakan kaki belakang. Posisinya membelakangi gawang sehingga mengecoh penjaga gawang Tyrick Bodak. Gol!

Selepas memimpin 3-2, para pemain Indonesia bukannya mengendurkan serangan. Justru semakin gencar saja pertahanan Curacao mereka tekan. Sedangkan Curacao hanya sesekali melakukan serangan balik cepat.

Pada masa injury time, Curacao tampak berusaha menyamakan skor. Akan tetapi ketatnya pertahanan Indonesia mempuat upaya tersebut gagal. Skor 3-2 bagi kemenangan Indonesia tetap bertahan hingga laga usai.

Harus diakui ini laga yang sangat memuaskan. Indonesia bukan hanya meraih kemenangan atas tim berperingkat FIFA 2x lipat kebih tinggi. Melainkan juga menampilkan permainan yang rapi dan terorganisasi.

Jika timnas Indonesia tetap konsisten dengan permainan seperti ini, saya optimis bakal ada sejarah baru yang tercipta entah di Piala AFF 2022 atau Piala Asia 2023. Kita nantikan saja.

Kalau ada yang terasa kurang dari laga Indonesia vs Curacao tadi, maka itu adalah sepinya tribun Stadion Gelora Bandung Lautan Api (GBLA). Dari kapasitas maksimal 38.000, kabarnya tiket yang terjual hanya sebanyak 4.500. Tak sampai 10%!

Agaknya hal ini cukup mengganggu Ketua Umum PSSI Muhammad Iriawan alias Iwan Bule. Saya tidak sekalipun melihat beliau tersenyum dalam siaran langsung di Indosiar tadi. Mungkin karena tidak tersorot kamera saja.

Mengapa Stadion GBLA tampak kosong melompong? Tentu saja saya yang jauh di Jawa Tengah ini tidak tahu apa penyebabnya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun