Dua kemenangan atas Bangladesh dan Malaysia sudah cukup untuk mengantar Indonesia ke Turki. Mereka memang sempat kalah dari Jepang, tetapi hasil ini tidak mempengaruhi apa pun. Indonesia tetap lolos.
Menyusul keberhasilan ini, BBC Indonesia membuat feature mengenai timnas Garuda INAF dan perjuangannya mencapai Piala Dunia. Dalam laporan mendalam inilah terkuak beberapa hal menyesakkan dada.
Misalnya cerita Muhammad Lucky yang harus patungan dengan rekannya di timnas untuk membeli sepatu. Karena hanya memerlukan sepatu sebelah kanan, Lucky mencari teman yang kakinya kiri.
Ada pula Muhammad Shidiq Bashiri alias Bahir yang musti berutang Rp 1 juta untuk keperluan membuat paspor dan ongkos. Bahir berasal dari Jember, sehingga dia butuh uang saat hendak bergabung dengan timnas di Jakarta.
Lalu Sekjen INAF Rusharmanto Sutomo menambahkan, para pemain harus bergantian minum sebotol air mineral saat transit di Malaysia. Satu botol air untuk 18 pemain! Ini terjadi karena anggaran mereka begitu tipis sehingga harus benar-benar dihemat.
Baca juga:Â Kisah Eks Persib Bandung Membawa Indonesia ke Piala Dunia
Janji Presiden
Menjelang keberangkatan ke Turki, para pemain timnas INAF boleh tersenyum lebar. Pasalnya, dalam audiensi kemarin Presiden Jokowi memastikan pemerintah telah menyiapkan fasilitas bagi kebutuhan mereka.
Sebagai balasannya, Presiden meminta para pemain pulang membawa prestasi membanggakan. Sebab, bagaimanapun Aditya, dkk. membawa nama Indonesia di pentas dunia.
"Latihan yang baik dan penuh disiplin agar prestasinya membanggakan seluruh rakyat kita," ujar Jokowi kepada para pemain timnas sepak bola amputasi, seperti dikutip dari laman Antara.
Dalam kesempatan itu Presiden Jokowi juga memberi tambahan uang saku bagi para pemain. Malah Kepala Negara menyiratkan bakal ada apresiasi jika timnas Garuda INAF kembali membawa gelar juara.
"Nambah sedikit untuk sangu Bapak-Ibu sekalian ke pertandingan yang akan diadakan di Turki nanti sebesar Rp 500 juta, untuk sangu. Nanti kalau pulang juara, beda soal," tambah Jokowi.