KUALIFIKASI Piala Asia U20 2023 usai sudah. Setidaknya bagi tim-tim anggota ASEAN Football Federation (AFF). Dari selusin tim U19 asal Asia Tenggara yang berpartisipasi, sementara ini hanya 2 yang sudah pasti lolos ke putaran final.
Tim-tim U19 perwakilan AFF tersebar di 8 grup berbeda, dengan 7 di antaranya harus saling sikut antartetangga. Misalnya Thailand dan Filipina di Grup G, demikian pula Singapura dan Kamboja di Grup I.
Di Grup F malah ada tiga negara anggota AFF sekaligus. Ketiganya adalah Indonesia, Timor Leste dan Vietnam. Tambahan satu kontestan lagi adalah Hong Kong dari zona Asia Timur (EAFF).
Sementara itu, Indonesia dan Laos terpilih sebagai tuan rumah bagi pertandingan di grup masing-masing. Namun akhir nasib keduanya berbeda jauh.
Laos gagal memanfaatkan modal penting tersebut. Sementara Indonesia memaksimalkan betul status tuan rumah, terutama saat menghadapi Vietnam di partai pamungkas Grup F, Minggu (18/9/2022) malam WIB.
Di bawah dukungan puluhan ribu penonton yang memadati Stadion Gelora Bung Tomo, Surabaya, Indonesia menekuk Vietnam dengan skor tipis 3-2. Anak-anak asuhan Shin Tae-yong menjadi tim Asia Tenggara pertama yang memastikan lolos ke Uzbekistan tahun depan. Yang kedua Vietnam sebagai salah satu dari 5 runner-up grup terbaik.
Sebaliknya, Laos justru terpuruk di hadapan pendukung sendiri. Padahal anak-anak asuhan pelatih Michael Weiss sempat mengawali turnamen dengan hasil baik. Mereka menang 3-0 atas Guam di partai pertama, 10 September 2022.
Sayang, setelah itu tiga kekalahan beruntun diderita Chanthavixay Khounthoumphone, cs. Diawali Jepang yang memberondong gawang Chantavisay Thiep Anong 4 gol tanpa balas. Lalu diikuti kekalahan tipis 1-2 dari Yaman dan 0-1 dari Palestina.
Hanya mengantongi 3 poin, itupun dihasilkan saat menghadapi tim terlemah di Grup C, Laos finish di peringkat 4 klaseman akhir. Jika laga melawan Guam tidak dihitung, maka Laos adalah tim juru kunci grup.
Myanmar-Malaysia Merana
Raihan serupa tapi tak sama dicatatkan Myanmar yang tergabung di Grup A. Bersama mereka ada tuan rumah grup Arab Saudi, Tiongkok, dan Maladewa. Turut begabung pula Uzbekistan yang hasil-hasil pertandingannya tidak masuk perhitungan klasemen.
Zaw Wien Thein, cs. sempat tampil apik kala menahan imbang Tiongkok 1-1 hingga 90 menit di partai pertama. Namun mereka gagal membuat kejutan karena kebobolan 2 gol lagi pada masa injury time. Skor akhir 1-3.
Setelah itu, anak-anak asuhan Soe Myat Min jadi bulan-bulanan Uzbekistan dan Arab Saudi. Kedua lawan memasukkan total 8 gol ke gawang Myanmar, tanpa sekali pun mereka mampu membalas.
Peluang meraih poin terbuka di partai terakhir melawan Maladewa, Senin (19/9/2022) dini hari WIB. Namun saat tulisan ini saya terbitkan, pertandingan tersebut bahkan belum mulai. Harap maklum, saya tidak bisa menunggu karena keburu mengantuk.
Di Grup E, Malaysia gagal total dengan hanya finish di peringkat 3 klasemen akhir. Harimau Malaya mengumpulkan 4 poin, hasil seri 1-1 melawan tuan rumah grup Mongolia dan menang 3-0 atas Sri Lanka.
Sebenarnya anak-anak asuhan Hassan Sazali berpeluang menjadi runner-up grup. Namun di partai terakhir mereka dibantai Korea Selatan dengan skor 6-2. Sementara Mongolia menang besar 6-0 atas Sri Lanka.
Hasil-hasil tersebut membuat Malaysia dan Mongolia sama-sama berpoin akhir 4. Bahkan selisih gol pun persis, yakni -1. Namun Mongolia menduduki peringkat lebih baik dari Malaysia karena mencetak gol lebih banyak.
Ah, kalaupun Malaysia jadi runner-up Grup E, tetap saja mereka gagal lolos ke putaran final tahun depan. Hanya bermodal 4 poin, sulit bagi Ahmas Aysar Hadi, dkk. untuk bersaing dengan peringkat 2 grup lain yang banyak meraih 6 angka.
Derita Filipina, Singapura dan Kamboja
Timor Leste yang dijepit Indonesia dan Vietnam di Grup F harus puas finish di peringkat 3 klasemen akhir. Menariknya, Timor Leste kalah dengan skor persis sama baik ketika melawan Indonesia maupun Vietnam: 0-4.
Meski gagal mendapat tiket putaran final, setidaknya para pemain Timor Leste pulang membawa poin 3. Satu-satunya kemenangan tersebut didapat kala melawan Hong Kong di partai pamungkas yang berakhir 2-1.
Nasib terjepit tim besar juga dialami Filipina di Grup G. Salah satu raksasa di grup ini adalah raja AFF, yakni Thailand. Satunya lagi Oman yang dihadapi Filipina pada kesempatan pertama dan berujung kekalahan 0-3.
Mirip Timor Leste, Filipina baru bisa meraih kemenangan di partai terakhir. Itupun berupa skor tipis 1-0 atas sesama tim yang juga tidak lolos ke putaran final, yakni Afghanistan.
Thailand sendiri sempat memimpin klasemen grup hingga pertandingan kedua. Sayang, posisi tersebut lepas kala menghadapi Oman di pertandingan penentuan, Senin (19/9/2022) dini hari WIB. Thailand kalah tipis 0-1 sehingga tergusur ke peringkat 2 klasemen akhir akibat kalah head-to-head.
Dengan modal selisih gol +3, peluang Thailand untuk lolos sebagai salah satu runner-up grup cukup mengandung risiko. Masih sangat tergantung pada hasil-hasil di Grup A dan juga Grup H.
Di Grup I, Singapura dan Kamboja dipastikan tersingkir karena masing-masing hanya mampu mengumpulkan 2 dan 1 poin. Keduanya berurut-urutan  nangkring di peringkat 3 dan 4 klasemen akhir.
Meski berakhir sebagai juru kunci grup, penampilan Kamboja sangat bagus. Bayangkan saja, mereka hanya kalah tipis 0-1 dari Lebanon. Sebagai perbandingan, Singapura yang selama ini dinilai lebih kuat malah dibantai 1-6 oleh lawan sama.
Ketika menghadapi tuan rumah grup Tajikistan di partai terakhir, Kamboja juga kalah dengan marjin ketat: 1-2. Satu-satunya poin mereka dapat kala menahan imbang Singapura 1-1, yang juga terhitung hasil mengejutkan.
Brunei Paling Apes
Di antara tim-tim AFF, agaknya Brunei Darussalam yang bernasib paling apes. Hasil undian membuat anak-anak asuhan Abdolsamad Marfavi bak pelanduk di tengah kepungan gajah yang mengisi Grup J.
Kumpulan gajah Asia yang mengepung Brunei itu bernama Iran, Kyrgyztan dan Uni Emirat Arab. Alhasil, bukan hanya tersingkir, Brunei jadi bulan-bulanan dan lumbung gol bagi tiga kontestan lain. Tidak sekadar kalah, tetapi dipermalukan.
Uni Emirat Arab yang mengawali pembantaian terhadap Brunei di partai pertama. Skornya 5-0, sudah terhitung besar tetapi ternyata malah jadi yang terkecil dibanding jumlah gol yang disarangkan Iran dan Kyrgyztan.
Dua hari berselang, giliran Iran yang berpesta 8-0 ke gawang Brunei. Penyerang Amir Ebrahimzadeh mencetak glut alias 5 gol dalam pertandingan ini. Lebih hebatnya lagi, 3 di antara kelima gol itu tercipta hanya dalam rentang waktu 7 menit!
Terakhir, Brunei kembali dibantai kala menghadapi tuan rumah grup Tajikistan. Skornya sangat mencolok, yakni 0-6. Berkat setengah lusin gol ini peluang Tajikistan untuk lolos ke putaran final dari jalur runner-up terbaik jadi tambah besar.
Sementara Brunei menjadi satu-satunya kontestan asal Asia Tenggara yang mengakhiri kualifikasi dengan catatan 0 poin dan 0 gol. Seolah penegas bahwa perkembangan sepak bola negerinya Sultan Hasanal Bolkiah tersebut tidak pernah ke mana-mana.
Sebetulnya masih ada Australia di Grup H. Anggota AFF pindahan dari Oseania (OFC) ini tergabung bersama Irak, India dan Kuwait. Sebuah grup berat di mana perebutan posisi 1-2 klasemen dijamin bakal berlangsung ketat hingga partai terakhir.
Namun Grup H merupakan satu-satunya grup yang baru bakal mentas pada Oktober mendatang. Mulanya Irak ditunjuk sebagai tuan rumah. Karena merasa tidak aman jika harus datang ke Irak, Australia memilih mengundurkan diri.
Status tuan rumah Irak lantas dicabut karena negara tersebut mengalami krisis politik usai pemilu legislatif pada Oktober 2021. AFC memilih Kuwait sebagai pengganti, membuat Australia mau ikut serta lagi.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI