Mohon tunggu...
Eko Nurhuda
Eko Nurhuda Mohon Tunggu... Penulis - Pekerja Serabutan

Peminat sejarah dan penikmat sepak bola yang sedang belajar berkebun di desa transmigrasi. Tulisannya pernah dimuat di Tabloid BOLA, BOLAVaganza, FourFourTwo Indonesia, detikSport, juga Jambi Ekspres, Telusuri.id dan Mojok.co. Sempat pula menelurkan beberapa buku seputar blog-internet, juga menulis cerita silat di aplikasi novel online.

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

Sejauh Mana Klub Terlemah di Liga Champions 2022/23 Ini Sanggup Bertahan?

5 September 2022   11:14 Diperbarui: 5 September 2022   11:33 819
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Masuk Kualifikasi III, Haifa bertemu Apollon Limassol. Klub asal Siprus.ini juga memiliki nilai koefisien lebih banyak, yakni 14.000.

Toh, Haifa sukses menang telak 4-0 pada leg pertama yang berlangsung di Sammy Ofer Stadium. Meski kemudian ganti digebuk 0-2 saat melawat ke kandang lawan, Haifa menang agregat 4-2.

Melaju ke babak play-off, kejutan terbesar Haifa tercipta. Bertemu Red Star Belgrade, klub Serbia yang adalah mantan juara Eropa musim 1990/91 ketika masih bernama FK Crvena Zvezda, serta memiliki total 46.000 poin koefisien UEFA, Haifa menjungkir-balikkan segala prediksi.

Leg pertama berlangsung di kandang Haifa. Pertandingan berlangsung seru karena kedua tim saling berbalas gol susul-menyusul. Laga berakhir dengan skor akhir 3-2 untuk kemenangan tipis tuan rumah.

Saat balik mendatangi markas Red Star di Belgrade sepekan berselang, Haifa sempat tertinggal 0-2. Meski kemudian berhasil mencetak satu gol balasan, tetapi skor masih 2-1 untuk keunggulan tuan rumah hingga memasuki injury time.

Jika skor tersebut bertahan di waktu normal 90 menit, maka skor agregat menjadi 4-4. Pertandingan harus berlanjut ke babak tambahan waktu dan bahkan sampai adu penalti andai terus imbang.

Namun agaknya para pemain Haifa enggan bermain lebih lama. Tepat di pengujung waktu, mereka menyamakan skor menjadi 2-2. Skor agregat pun berubah menjadi 5-4 bagi kemenangan Haifa.

Sejauh Mana Bertahan?

Kini, Maccabi Haifa satu grup dengan Paris Saint-Germain, Juventus dan Benfica. Jika membandingkan nilai koefisien klub, jelas Haifa paling buncit dari keempat penghuni Grup H. Dengan kata lain, klub Isrel ini paling lemah dibanding tiga pesaingnya.

Bandingkan saja sendiri. PSG mempunyai koleksi 112.000 poin koefisien UEFA. Lalu Juventus punya 107.000 poin, sedangkan Benfica 61.000 poin. Semuanya berkali-kali lipat lebih banyak dari poin Haifa yang cuma 7.000.

Dengan hanya membandingkan nilai koefisien klub saja, sudah tergambar bagaimana peluang Haifa di grup ini. Meski hanya berupa prediksi, menurut saya peluang jawara Israel ini sangat kecil. Kalau tidak mau dikatakan tidak ada sama sekali.

Namun bola itu bundar, katanya. Segala sesuatu dapat terjadi, termasuk kemungkinan adanya kejutan. Bukankah sebelum-sebelumnya Haifa sudah sering membuat kejutan? Baik ketika mengalahkan MU 20 tahun lalu, juga sepanjang melalui fase kualifikasi musim ini.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun