Mohon tunggu...
Eko Nurhuda
Eko Nurhuda Mohon Tunggu... Penulis - Pekerja Serabutan

Peminat sejarah dan penikmat sepak bola yang sedang belajar berkebun di desa transmigrasi. Tulisannya pernah dimuat di Tabloid BOLA, BOLAVaganza, FourFourTwo Indonesia, detikSport, juga Jambi Ekspres, Telusuri.id dan Mojok.co. Sempat pula menelurkan beberapa buku seputar blog-internet, juga menulis cerita silat di aplikasi novel online.

Selanjutnya

Tutup

Diary Pilihan

Kejutan Manis dari Kompasiana

23 Agustus 2022   18:35 Diperbarui: 23 Agustus 2022   19:00 374
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pertemuan pertama saya dengan Nenek Amina Sabtu di rumahnya di Kelurahan Mareku, Tidore, pada April 2017. FOTO: Rifqy Faiza Rahman

Hard Rock FM juga menggelar lelang amal, di mana hasilnya diberikan pada kampanye untuk Nenek Amina di Kitabisa tadi. Lalu ada tambahan donasi pula dari Wardah yang memanfaatkan momentum Hari Kartini untuk memberi apresiasi pada penggalangan dana yang target donasinya perempuan.

Ketika kemudian saya mengikuti upacara 18 Agustus 2017 di Tanjung Mafutabe, ketua pemuda Mareku mengatakan kepada saya perhelatan tahun itu lebih meriah dari biasanya. Dalam artian, lebih banyak media yang datang meliput, juga lebih beragam tetamu kehormatan yang datang.


Satu hal yang bagi saya sangat spesial di hari tersebut, Nenek Amina mendapatkan penghargaan dari Sultan Tidore Hi. Husain Syah. Itulah penghargaan pertama bagi para pelaku sejarah pengibaran bendera merah putih di Tanjung Mafutabe.

Plakat penghargaan tersebut diserahkan oleh Syaifuddin Alting, Letnan Ngofa Kesultanan Tidore yang juga pengawal pribadi Sultan Husain Syah. Jou Sultan sendiri terpaksa diwakili karena pada saat itu tengah sakit.

Ketika kemudian saya mendatanginya lagi ke rumah untuk menyerahkan hasil penggalangan dana di Kitabisa, Nenek Amina tampak terus tersenyum sembari memamerkan plakat penghargaan yang baru saja beliau dapat. Suasana di rumah tersebut sangat riang.

Tampak sekali Nenek Amina begitu gembira. Saya melihat sendiri, penghargaan itu lebih membuat sang nenek senang ketimbang titipan donasi yang saya serahkan. Itulah sebenar-benarnya apresiasi baginya.

Tawa Nenek Amina Sabtu di rumahnya, selepas upacara bendera 18 Agustus 2017 di Kelurahan Mareku, Tidore. FOTO: Eko Nurhuda/bungeko.com
Tawa Nenek Amina Sabtu di rumahnya, selepas upacara bendera 18 Agustus 2017 di Kelurahan Mareku, Tidore. FOTO: Eko Nurhuda/bungeko.com

Kejutan Kedua, Si Biru

Balik lagi soal notifikasi tadi. Setelah mengamat-amati deretan artikel di laman profil, barulah saya menyadari satu hal. Tanda centang hijau yang ada di sebelah nama saya ternyata sudah berubah menjadi biru.

Wahai! Ternyata inilah maksud notifikasi singkat tadi. Saya jadi tertawa sendiri menyadari kekonyolan diri ini.

Mulanya saya saya pikir notifikasi itu memberi-tahukan persetujuan atas perubahan data diri yang saya lakukan. Beberapa hari lalu saya memang mengganti bionarasi pada profil. Saya tambahkan bahwa selain menulis tema-tema sepak bola, saya juga tertarik mengulas sejarah.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun