Lima tahun berselang, Indonesia kembali memboikot Israel. Kali ini sikap Indonesia lebih tegas, yakni menolak memberikan visa pada kontingen Israel saat dipercaya sebagai tuan rumah Asian Games 1962.
Selain menolak masuknya atlet Israel, Indonesia juga tidak mengizinkan kontingen Republik Tiongkok alias Taiwan. Penolakan Taiwan tersebut didasarkan pada solidaritas pada Republik Rakyat Tiongkok.
Tindakan tersebut tentu saja mengundang protes dan berujung sanksi. Pasalnya Indonesia melanggar peraturan Federasi Asian Games (AGF), juga melanggar janji sendiri untuk mengundang seluruh anggota AGF termasuk negara-negara yang tidak memiliki hubungan diplomatik dengan Indonesia (Taiwan, Israel dan Korea Selatan).
Akibatnya, Indonesia dilarang mengikuti seluruh event yang diselenggarakan oleh International Olympic Commitee (IOC). Ini berarti atlet Indonesia tidak dapat bertanding di Asian Games dan Olimpiade. Indonesia bahkan langsung dicoret sebagai peserta Olimpiade 1964.
Dampak Positif?
Coba perhatikan. Saat menjadi tuan rumah Asian Games 1962, Indonesia diminta meneken perjanjian untuk menerima seluruh peserta. Semuanya tanpa pengecualian, termasuk negara-negara yang tidak memiliki hubungan diplomatik dengan Indonesia.
Saya yakin sekali Indonesia telah meneken perjanjian serupa saat dikukuhkan sebagai tuan rumah Piala Dunia U20 2023. Artinya, Indonesia sudah berjanji akan memberi izin pada semua kontestan yang lolos kualifikasi, termasuk Israel.
Memang Indonesia berhak menolak Israel, meski itu berarti melanggar janji sendiri. Namun coba kita telaah lebih jauh apa manfaat positifnya jika langkah itu yang ditempuh.
Karena Piala Dunia U20 2023 adalah ajang sepak bola, kita fokuskan pembahasan dalam kaca mata sepak bola pula. Kira-kira, manfaat positif apa yang bakal didapat sepak bola Indonesia jika memboikot timnas Israel tahun depan?
Kalau mau jujur, jawabannya tidak ada. Justru yang mungkin terjadi sepak bola Indonesia akan kembali mengalami kemunduran, seperti dialami pada 2015 lalu, jika sampai PSSI mendapat sanksi FIFA.
Saya pribadi menawarkan satu jalan tengah. Timnas muda Israel tetap diterima dan diizinkan masuk ke Indonesia, sebab ini sudah menjadi janji dan kewajiban Indonesia sebagai tuan rumah. Namun Indonesia berhak memberlakukan pembatasan-pembatasan tertentu saat mereka beraktivitas selama di sini.
Misalnya, pertandingan-pertandingan yang melibatkan Israel tanpa penonton sama sekali. Kalau perlu tempat latihan mereka dipilihkan lapangan terpencil yang susah diakses kendaraan umum.