MUNGKIN saya salah satu fans Liverpool FC yang kontan membatin "Ceritanya kangen Suarez, nih?" sewaktu klub mengumumkan perekrutan Darwin Nunez. Sama halnya Suarez, Nunez juga orang Uruguay. Dalam banyak hal mereka punya kesamaan, termasuk agaknya soal temperamen di atas lapangan.
Darwin Gabriel Nunez Ribeiro, demikian nama lengkap eks penyerang jebolan Club Atletico Penarol tersebut. Dalam usia masih terhitung muda, 23 tahun, dia telah sukses menjadi salah satu striker subur Eropa.
Musim lalu, Nunez mengakhiri musim dengan mencetak 26 gol dari 28 penampilan bersama Benfica di Liga Portugal. Torehan yang membuatnya dianugerahi penghargaan Bola de Prata alias top scorer dan juga Player of the Year. Ditambah lagi namanya masuk dalam susunan Team of the Year.
Prestasi Nunez tersebut mirip yang dicatatkan Suarez tepat semusim sebelum direkrut Liverpool FC. Suarez adalah top scorer Eredivisie 2009/10, dengan koleksi 35 gol dari 33 partai di liga. Jika ditambah gol dari ajang lain, total El Pistolero mengumpulkan 49 gol musim itu.
Tak heran bila Suarez menyabet berbagai gelar di akhir musim. Selain trofi pencetak gol terbanyak, dia juga terpilih sebagai Ajax Player of the Year untuk kali kedua berturut-turut, sekaligus Dutch Footballer of the Year.
Percaya atau tidak, semua pencapaian bersama Ajax Amsterdam itu tadi diukir Suarez saat dirinya berusia... 23 tahun. Di atas kertas, dia juga masih seumur itu saat Kenny Dalglish menginginkannya bergabung dengan The Reds.
Kesamaan lain lagi, transaksi Suarez waktu itu adalah pembelian termahal yang pernah dilakukan Liverpool FC. Banderolnya GBP 22,8 juta, tetapi hanya beberapa jam berselang sudah tersalip oleh transfer Andy Carroll yang mencapai GBP 35 juta.
Transfer Nunez sendiri senilai GBP 64 juta. Memang masih kalah dari banderol Virgil van Dijk yang sebesar GBP 75 juta pada transfer window musim 2017/18. Namun ada sejumlah klausul dalam kontrak Nunez yang membuat nilai kontraknya dapat membengkak hingga GBP 85 juta, tergantung performa si pemain kelak.
Gol Debut Resmi
Kalau mau dicari perbedaan, satu-satunya terletak pada waktu perekrutan kedua pemain. Nunez dibeli Liverpool pada awal musim berikutnya, sedangkan Suarez ditarik ke Anfield pada transfer window saat musim-baru bergulir separuh jalan. Tepatnya pada Januari 2011 dalam musim 2010/11.
Karena bergabung di pertengahan musim, Suarez tak sempat beradaptasi lebih lama sebagaimana yang dilakukan Nunez pada pramusim lalu. Tak ada momen di mana Suarez pamer ketajaman sebelum melakoni debut di laga resmi, seperti ketika Nunez memukau pandemen LFC dengan empat golnya ke gawang RB Leipzig.
Namun, kedua pemain lagi-lagi punya kesamaan ketika melakoni debut. Ya, benar sekali! Kedua striker Uruguay ini langsung menunjukkan produktivitas kala pertama kali dimainkan dalam partai resmi.
Debut Suarez terjadi saat LFC menjamu Stoke City, 2 Februari 2011. Masuk sebagai pemain pengganti, Suarez mencetak gol di hadapan tribun The Kop pada menit ke-79. Gol yang mengunci kemenangan bagi tuan rumah menjadi 2-0.
Nunez setali tiga uang, bukan? Bedanya, kekasih Lorena Manas ini tampil perdana di ajang FA Community Shield menghadapi Manchester City di Stadion King Power, 30 Juli lalu. Dia mencetak gol ketiga Liverpool dalam kemenangan 3-1.
Di liga, Nunez juga langsung mencetak gol ketika menjalani partai Premier League pertamanya. Tepatnya pada 6 Agustus lalu, manakala Liverpool ditahan imbang Fulham di Craven Cottage dengan skor akhir 2-2.
Eh, ternyata kesamaan kedua pemain Uruguay ini tak berhenti sampai di situ. Untuk urusan temperamen, naga-naganya mereka 11-12 alias beda-beda tipis. Buktinya, Nunez langsung mendapatkan kartu merah di pekan kedua Liga Inggris.
Pemicunya tergolong sepele sebetulnya. Nunez mungkin dongkol pada Joachim Andersen yang dalam pertandingan kemarin mengawal dirinya secara ketat sehingga mati kutu di dalam kotak penalti Crystal Palace.
Kedua pemain memang sering terlibat duel sengit. Menit ke-57, ketegangan di antara mereka berpuncak pada dorongan Andersen yang langsung dibalas dengan tandukan oleh Nunez. Tindakan yang tanpa ampun langsung diganjar kartu merah oleh wasit Paul Tierney.
Catatan negatif Suarez selama berkostum Liverpool FC tak perlu kita bahas panjang lebar. Semua fans The Reds di jagat raya ini tentu masih jelas mengingat semua. Highlight-nya adalah perseteruan dengan Patrice Evra yang sempat berlarut-larut, lalu gigitannya terhadap Branislav Ivanovic yang berbuah skorsing 10 pertandingan.
Bengal, Tetapi Tajam
Menariknya, sisi bengal Suarez yang dinilai negatif ini diimbangi dengan produktivitasnya yang bikin gentar lawan. Usai menjalani skorsing akibat kasus Evra, misalnya, si penyerang tonggos balik ke lapangan dengan gaya.
Suarez mengakhiri musim 2012/13 sebagai pencetak gol terbanyak Liverpool di segala kompetisi (30 gol), plus urutan kedua dalam daftar top scorer Premier League (23 gol). Kalah banyak 3 gol dari Robin van Persie yang memperkuat Manchester United.
Nama Suarez masuk dalam PFA Team of the Year akhir musim itu. Sebuah pengakuan akan kualitas permainannya selama semusim. Dia bahkan berpeluang memenangkan anugerah PFA Players' Player of the Year, tetapi kalah suara dari Gareth Bale (Tottenham Hotspur).
Selepas insiden dengan Ivanovic, torehan prestasi Suarez jauh lebih mengilap lagi. Dia mencatatkan penampilan Premier League ke-100 pada 1 Maret 2014. Lalu 21 hari berselang, Suarez menorehkan hat-trick keenam di Premier League sekaligus yang ketiga di musim 2013/14 dalam kemenangan 6-3 atas Cardiff City.
Pada 30 Maret, Suarez melampaui catatan 28 gol semusim di Premier League yang lama dipegang oleh Robbie Fowler. Pemain satu ini lantas menasbihkan diri sebagai salah satu legenda klub manakala menjadi pemain Liverpool pertama yang mampu mencetak 30 gol di Premier League.
Itu artinya, Suarez menyamai catatan Ian Rush yang mengukir rekor serupa pada musim 1986/87. Namun ketika itu belum ada Premier League. Kompetisi kasta tertinggi Inggris masihlah bernama The Football League First Division.
Rekor 30 gol tersebut juga membuat Suarez masuk dalam deretan pemain papan atas Premier League yang mencatatkan 30 gol semusim. Hanya 6 pemain yang pernah punya rekor ini sebelumnya, yakni Andy Cole, Alan Shearer, Kevin Phillips, Thierry Henry, Cristiano Ronaldo, dan Robin van Persie.
Masih kurang banyak? Suarez mendapat anugerah PFA Player of the Year di akhir musim 2013/14, menjadikannya pemain non-Eropa pertama yang memperoleh penghargaan tersebut. Dengan 31 gol dari 33 laga, dia mendapatkan trofi Premier League Golden Boot pula.
Itu masih belum termasuk anugerah Barclay's Premier League Player of the Season, European Golden Shoe bersama-sama Cristiano Ronaldo, serta menempati peringkat satu dalam daftar "Pemain Eropa paling berpengaruh" musim itu berdasarkan satu studi yang dilakukan oleh Bloomberg pada 5 liga teratas Europa.
Bagaimana dengan Nunez?
Dua pekan tentu masih terlalu dini untuk memberi penilaian terhadap striker Uruguay satu ini. Masih banyak waktu baginya untuk membuktikan diri di Premier League.
Kalaupun kelak Nunez ternyata sebengal Suarez dengan segala kontroversinya dulu, sebagai fans LFC saya berharap dia juga sama tajam. Bahkan lebih tajam dari Suarez.
Kita tunggu saja.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H