Mohon tunggu...
Eko Nurhuda
Eko Nurhuda Mohon Tunggu... Penulis - Pekerja Serabutan

Peminat sejarah dan penikmat sepak bola yang sedang belajar berkebun di desa transmigrasi. Tulisannya pernah dimuat di Tabloid BOLA, BOLAVaganza, FourFourTwo Indonesia, detikSport, juga Jambi Ekspres, Telusuri.id dan Mojok.co. Sempat pula menelurkan beberapa buku seputar blog-internet, juga menulis cerita silat di aplikasi novel online.

Selanjutnya

Tutup

Entrepreneur Pilihan

Kisahku Membangun Bisnis Online Modal Yakin Plus Internet

13 Juli 2022   15:00 Diperbarui: 13 Juli 2022   15:03 503
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Tampilan uanglama.com pada 2012. GAMBAR: Screenshot dari WebArchive.org

Wishnu Murti di lapaknya di Pasar Klitikhan, Wirobrajan, Yogyakarta. FOTO: Harian Jogja via uanglama.com
Wishnu Murti di lapaknya di Pasar Klitikhan, Wirobrajan, Yogyakarta. FOTO: Harian Jogja via uanglama.com

Pada saat itulah Pak Wishnu menceritakan peluang berdagang uang lama. Pasar paling ramai memang para calon pengantin seperti saya. Yang dicari biasanya jenis-jenis "uang sayur", begitu istilah di kalangan numismatis.

"Sampeyan ambil barangnya dari saya, nanti ta kasih harga Rp7.500 selembar. Terus sampeyan jual Rp10.000, untungnya Rp2.500 selembar. Wis lumayan iku, Mas," kata Pak Wishnu.

Saya manggut-manggut. Benar juga, pikir saya.

"Kalau yang beli itu mau ngoleksi, mereka enggak bakal sayang uang. Berapa pun harga yang sampeyan kasih, asalkan sudah cocok sama barangnya, pasti ditebus," tambah Pak Wishnu, semakin mengompori.

"Terus kalau yang beli calon manten, enggak mungkin belinya cuma selembar. Untuk mahar itu paling sedikit butuh tiga-empat lembar. Bisa untung lima-sepuluh ribu sekali transaksi sudah lumayan banget, lo."

Anggukan kepala saya semakin intens. Ketimbang dikoleksi sendiri, pikir saya lagi, mendingan uang lama yang sedianya buat mahar dijadikan modal awal berdagang. Lebih tepatnya lagi, berjualan online.

Memaksimalkan Manfaat Internet

Sejak awal kepikiran berdagang uang lama, saya memang berniat berjualan online. Tidak sedikit pun terlintas untuk usaha offline. Saya ingin benar-benar mengoptimalkan manfaat internet.

Rencana yang ada di kepala saya waktu itu antara menumpang jualan di forum jual-beli atau sekalian membuat website sendiri. Alasannya? Realistis saja, modal saya cekak.

Kalau mau buka lapak seperti Pak Wishnu di Pasar Klithikan, dari mana duit untuk biaya sewa? Belum lagi modal untuk berbelanja barang agar lapak terlihat ramai dengan bermacam-macam koleksi.

Uang di tabungan ada, sih, tetapi sudah diplot untuk keperluan menikah. Pasti ada sisa memang, cuma kan tidak mungkin saya pakai duluan sebelum urusan kawinan beres. Mana tahu nanti ada kebutuhan printilan di luar yang sudah dianggarkan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Entrepreneur Selengkapnya
Lihat Entrepreneur Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun