KABAR tidak enak itu sudah saya ketahui sedari malam tadi. Di sela-sela mendengarkan takbir Idul Adha yang berkumandang dari musala dekat rumah, kening saya kontak mengernyit kala membaca berita: regulasi Piala AFF U19 2022 memakai sistem head-to-head, bukan selisih gol.
Tentu saja saya langsung merasa tak enak. Pasalnya, jika kabar yang beredar ini kelak terbukti benar, maka posisi timnas Indonesia berada di ujung tanduk. Mau menang 100-0 atas Myanmar sekalipun, Garuda Nusantara gagal melaju ke semifinal andai partai Vietnam vs Thailand berujung seri dengan gol (1-1, 2-2, 3-3, dan seterusnya).
Rasa tak enak kedua muncul karena saya (mungkin) telah salah memberi informasi. Sebab dalam dua artikel sebelumnya saya dengan sangat yakin menyatakan timnas Indonesia dijamin lolos andaikan menang atas Myanmar di laga terakhir, Minggu (10/7/2022) malam WIB nanti. Tak peduli apa pun hasil Vietnam vs Thailand.
Keyakinan tersebut bukannya tak berdasar. Sejak berdiri pada 31 Januari 1984, ASEAN Football Federation (AFF) selalu mendahulukan selisih gol dalam pemeringkatan klasemen bagi dua atau lebih tim yang berpoin sama. Jika poin dan selisih gol sama, maka penentuannya di produktivitas gol.
Apabila poin, selisih gol dan produktivitas masih sama juga, barulah penentuannya berdasarkan head-to-head di antara dua-tiga tim yang memiliki catatan sama persis tersebut.
Selama ini regulasi seperti itulah yang diberlakukan AFF pada semua kompetisi yang mereka gelar. Baik itu Piala AFF level senior--sejak masih bernama Piala Tiger hingga terakhir edisi 2020 yang digelar tahun lalu, maupun kejuaraan-kejuaraan lain di level usia lebih muda.
Aturan begitu juga yang selama ini diberlakukan pada Piala AFF U19. Hingga terakhir kali berlangsung pada 2019, sebelum terhenti dua kali akibat pandemi Covid-19, regulasi poin-selisih gol masih dipakai untuk menentukan urutan posisi dalam klasemen.
Pernah Diuntungkan
Timnas Indonesia Muda bahkan pernah mendapat "keuntungan" dari regulasi ini di Piala AFF U19 tahun 2017. Ketika itu poin akhir Garuda Nusantara sama persis dengan Myanmar dan Vietnam, yakni 9. Buah dari 3 kali menang, 0 seri dan sekali kalah.
Pembeda di antara ketiga tim tersebut hanyalah selisih gol. Di mana Indonesia tampil superior dengan selisih gol 15 (memasukkan 19, kebobolan 4), disusul Myanmar dengan surplus 14 gol (memasukkan 17, kebobolan 3), lalu Vietnam dengan catatan gol mirip Myanmar.
Ada pun kekalahan yang sama-sama hanya sekali mereka rasakan tersebut, didapat dari saling mengalahkan di antara ketiganya. Di mana Indonesia mengalahkan Myanmar 2-1, lalu Myanmar mengalahkan Vietnam 2-1 juga, dan Vietnam mengalahkan Indonesia dengan skor telak 3-0.