Kalau memakai head-to-head di antara ketiga tim sebagai tiebreaker, jelas Indonesia yang tersingkir karena berakhir di posisi ketiga klasemen. Sedangkan Myanmar bersama Vietnam melaju ke semifinal.
Pasalnya poin ketiga tim dalam klasemen mini sama-sama 3, hasil sekali menang dan sekali kalah. Maka penentu berikutnya adalah selisih gol yang tercipta dalam pertandingan di antara ketiganya.
Di titik inilah Indonesia keok, sebab hanya menang 2-1 atas Myanmar dan kalah 0-3 dari Vietnam. Mencetak 2 gol, kebobolan 4. Artinya, selisih gol -2. Sedangkan Myanmar selisih golnya 0 dan Vietnam surplus 2.
Jika memang aturan begini yang dipakai waktu itu, seharusnya Vietnam yang menduduki posisi puncak klasemen akhir Grup B Piala AFF U-19 2017. Lantas disusul Myanmar pada tempat kedua.
Ternyata tidak begitu, saudara-saudara. Justru Indonesia yang menjadi pemuncak klasemen akhir waktu itu. Myanmar berada di posisi kedua dan menemani Indonesia lolos ke semifinal. Sedangkan Vietnam tersingkir.
Ada catatan serupa tapi tak sama di Piala AFF U-19 2015. Waktu itu Malaysia dan Myanmar sama-sama mengakhiri fase grup dengan poin 7. Ketika keduanya bertemu, Myanmar menang 1-0. Dengan kata lain, Myanmar unggul head-to-head atas Malaysia.
Nyatanya di klasemen akhir Myanmar justru berada di bawah Malaysia dan gagal lolos ke semifinal. Penyebabnya? Ya selisih gol itu tadi. Malaysia punya catatan +4 (memasukkan 6, kebobolan 2), sedangkan Myanmar 0 (memasukkan 3, kebobolan 3).
Dari sini dapat kita simpulkan, jika ada tiga tim yang memiliki poin sama dalam gelaran Piala AFF U-19 2022, maka penentu posisi di klasemen akhir adalah jumlah selisih gol yang dipunyai masing-masing tim.
Inilah yang membuat saya dengan yakin mengatakan Indonesia dijamin lolos ke semifinal andai mengalahkan Myanmar besok. Apa pun hasil pertandingan di antara Vietnam dan Thailand sudah tidak relevan lagi.