Mohon tunggu...
Eko Nurhuda
Eko Nurhuda Mohon Tunggu... Penulis - Pekerja Serabutan

Peminat sejarah dan penikmat sepak bola yang sedang belajar berkebun di desa transmigrasi. Tulisannya pernah dimuat di Tabloid BOLA, BOLAVaganza, FourFourTwo Indonesia, detikSport, juga Jambi Ekspres, Telusuri.id dan Mojok.co. Sempat pula menelurkan beberapa buku seputar blog-internet, juga menulis cerita silat di aplikasi novel online.

Selanjutnya

Tutup

Diary Pilihan

10 Tahun Lebih Gabung Kompasiana, Akhirnya Dapat K-Rewards Juga

7 Juli 2022   00:18 Diperbarui: 7 Juli 2022   00:22 276
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
ILUSTRASI: gambar diolah dari istockphoto.com

Itu harus dilakukan dalam tempo sepekan! Alias saya harus menulis 3-4 artikel per hari. Jika per artikel panjangnya minimal 500 kata, maka yang harus ditulis per hari sebanyak total 1.500-4.000 kata. Yang benar saja, pikir saya. 

Apa boleh buat, saya sudah merelakan jika memang gagal mendapat K-Rewards periode Juni 2022. Anggap saja sebagai pemanasan. Toh, saya memulainya di pertengahan bulan. Agak terlambat memang.

Di tengah kepasrahan tersebut, saya lantas bertekad: "Dapat atau tidak dapat K-Rewards bulan Juni, saya akan tetap menulis di Kompasiana. Jangan lagi menghilang selama bertahun-tahun seperti dulu.

Sampai kemudian saya mulai mengamati artikel-artikel yang trending ataupun mendapat rating tinggi. Kesimpulan saya bisa jadi salah, tetapi yang saya lihat ada 2-3 kombinasi yang menjadi penyebab mengapa sebuah artikel ramai pembaca, yaitu:

  • penulis artikel tersebut memang punya banyak pengikut (Kompasianer top, misalnya); atau
  • tema artikel adalah sesuatu yang memang banyak penggemarnya (seperti anime dan sepak bola); atau
  • judul artikel tersebut dibuat sedemikian rupa sehingga memancing rasa penasaran pembaca.

Karena saya sadar diri bukanlah seorang Kompasianer dengan banyak pengikut, apalagi Kompasianer seangkatan saya nyaris tak ada lagi yang bersisa, maka saya bertekad untuk mencoba cara ketiga. Tugas selanjutnya tinggal mencari tema apa yang sekiranya cocok diolah.

Dituntut Kreatif

Orang-orang biasa menyebut poin ketiga di atas sebagai clickbait. Konotasinya negatif karena senada dengan menipu. Antara judul dan isi konten ternyata tidak sesuai, sehingga pembaca merasa dibohongi.

Namun di Kompasiana tidak seperti itu. Alih-alih clickbait, menurut saya praktik seperti ini (khusus di Kompasiana) lebih pantas disebut sebagai cara kreatif penulis dalam memberi judul sehingga memantik rasa penasaran pembaca.

Sepanjang isi artikel masih relevan dengan judul, maka itu bukanlah clickbait. Kreativitas Kompasianer benar-benar diuji di sini. Saya pun ikut tertantang jadinya, sehingga kemudian memutuskan melakukan uji coba dengan artikel berikutnya.

Pucuk dicinta ulam tiba, saat berselancar di dunia maya saya melihat berita mengenai kelolosan timnas sepak bola amputasi Indonesia ke Piala Dunia Amputasi 2022. Cocok sekali! Tanpa pikir panjang saya langsung menggarap tema itu.

Artikel itulah yang saya jadikan bahan percobaan. Jurus memancing pembaca saya terapkan dengan cara sengaja menggantung  judul tulisan tersebut sedemikian rupa. Termasuk memenggal nama event, menjadi hanya Piala Dunia alih-alih menyebut lengkap Piala Dunia Amputasi.

Hasilnya?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun