Mohon tunggu...
Eko Nurhuda
Eko Nurhuda Mohon Tunggu... Penulis - Pekerja Serabutan

Peminat sejarah dan penikmat sepak bola yang sedang belajar berkebun di desa transmigrasi. Tulisannya pernah dimuat di Tabloid BOLA, BOLAVaganza, FourFourTwo Indonesia, detikSport, juga Jambi Ekspres, Telusuri.id dan Mojok.co. Sempat pula menelurkan beberapa buku seputar blog-internet, juga menulis cerita silat di aplikasi novel online.

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

Apa Jadinya Jika Sepak Bola Tanpa Adu Penalti?

2 Juli 2022   11:50 Diperbarui: 2 Juli 2022   12:11 243
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Lagi-lagi kita harus menyebut Uni Soviet karena eks negara adikuasa yang sudah bubar ini pernah terlibat di dalam kejadian seperti itu. Kejadiannya di semifinal Piala Eropa 1968. Menghadapi Italia, Uni Soviet terus ditahan imbang dalam dua pertandingan berturut-turut.

Karena baik pertandingan pertama maupun replay terus imbang, satu-satunya cara untuk menentukan pemenang dalam peraturan adalah ... mengundi koin! Ya, Anda tidak salah baca dan saya tidak salah tulis. Seperti sudah disinggung di atas, aturan undian koin baru dihapuskan pada 1970 ketika adu penalti diterapkan.

Begitulah yang terjadi di semifinal Piala Eropa 1968. Hasil undian koin memenangkan Italia sehingga melaju ke final untuk menghadapi Yugoslavia.

Gara-gara Tidak Terima

Jika orang Uni Soviet terkesan santuy saja menerima kekalahan undian koin dari Italia, tidak demikian halnya dengan seorang Israel bernama Yosef Dagan. Pria ini didaulat sebagai pencetus adu penalti yang kita kenal sekarang. Penyebabnya, Dagan tidak terima negaranya kalah dari Bulgaria di perempatfinal Olimpiade 1968.

Ketidak-relaan Yosef Dagan tentu beralasan kuat. Sama halnya Uni Soviet di semifinal Piala Eropa 1968, Israel waktu itu juga dinyatakan kalah dengan cara mengundi koin. Pertandingan di waktu normal sendiri berakhir imbang 1-1 setelah gol telat Yehoshua Figenbaum memupus keunggulan Bulgaria.

Karena tidak memberlakukan extra time, maka wasit langsung menggelar undian koin begitu 90 menit usai. Hasilnya, Israel dinyatakan kalah dan Bulgaria melaju ke semifinal.

Dagan tidak terima. Menurut dia undian koin sangat tidak fair juga bersifat untung-untungan. Jauh dari kesan sepak bola sebagai olah raga yang mengedepankan sportivitas. Dia merasa perlu satu cara lain yang lebih baik, yaitu adu penalti.

Maka Dagan lantas mengirim proposal berisi usulan aturan adu penalti ke IFA, federasi sepak bola Israel. Presiden IFA waktu itu, Michael Almog, meneruskan proposal tersebut ke FIFA.

Usulan Dagan menarik perhatian Koe Ewe Teik, anggota komisi wasit FAM (federasi sepak bola Malaysia). Koe Ewe Teik-lah yang kemudian memimpin gerakan agar FIFA mengadopsi usulan ini.

20 Februari 1970, FIFA menggelar diskusi bersama IFAB membahas usulan ini. IFAB menindak-lanjuti dengan melakukan diskusi internal. Hasilnya, dalam pertemuan tahunan pada 27 Juni 1970, IFAB resmi mengadopsi adu penalti sekaligus mencoret undian koin yang sebelumnya diberlakukan.

Pertandingan profesional pertama yang menerapkan adu penalti adalah semifinal Watney Cup yang mempertemukan Hull City dengan Manchester United di Boothferry Park, Hull. Pemain pertama yang melakukan tendangan penalti adalah George Best, sedangkan yang pertama kali gagal menceploskan bola ke dalam gawang adalah Denis Law.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun