Di sinilah politik kembali bermain. Sama halnya Turki yang menolak Israel, sikap serupa ditunjukkan Mesir. Mereka menolak terus berpartisipasi jika tetap ada Israel. Tuntutannya tegas, keluarkan Israel dari kualifikasi Piala Dunia 1958.
Terang saja FIFA tidak menggubris keberatan ini. Israel dipertahankan sebagai kontestan, membuat Mesir memilih mengundurkan diri dari kompetisi.
Karena lawannya mundur, Sudan mendapat kemenangan WO dan dipastikan melaju ke putaran ketiga. Siapa yang akan jadi lawan Sudan di fase ini, sekaligus sebagai penentu satu tiket ke Piala Dunia 1958, menunggu hasil pertandingan Indonesia vs Israel.
Korbankan Piala Dunia
Lihat, bagan ini menunjukkan jika saat itu Indonesia tinggal berjarak dua pertandingan saja menuju Piala Dunia 1958. Menilik pada peta kekuatan sepak bola saat itu, saya yakin level Indonesia berada di atas Israel meski hanya setipis kertas.
Di atas kertas, Indonesia yang tengah berada di masa-masa puncak kehebatannya sangat berpeluang membabat habis dua lawan tersisa. Mula-mula mengalahkan Israel, baru kemudian melibas Sudan di putaran ketiga.
Sayang, kekuatan politik turut bermain di sini. Presiden Soekarno yang merasa berutang budi pada negara-negara Arab, termasuk Palestina, meminta timnas untuk ikut-ikutan menolak bertanding melawan Israel.
Tentu saja ini keputusan mengejutkan. Negosiasi pun digelar, sehingga lahir satu keputusan yang lebih lunak. Indonesia bersedia bertanding melawan Israel, tetapi meminta pertandingan dilangsungkan di tempat netral. Jangan di Indonesia, lebih-lebih di Israel.
FIFA menolak permohonan Indonesia. Pertandingan tetap harus dilangsungkan di negara masing-masing peserta, kandang-tandang seperti pada putaran sebelumnya. Tidak ada peluang untuk melakukan kompromi.
Apa boleh buat. Indonesia tidak mau kedatangan Israel, juga tidak mau bertandang ke Israel. Akhirnya keputusan besar pun diambil, Indonesia mengundurkan diri. Mengorbankan tiket menuju Piala Dunia 1958 demi solidaritas anti-Israel.
DISCLAIMER:Â Saya menyertakan satu tautan artikel Kompasiana mengenai Beram Kayal, pesepak bola Arab-Israel beragama Islam yang adalah anggota timnas Israel. Entah kenapa tautan tersebut dihilangkan oleh admin.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H