Saat awal mula digulirkan pada 1996, Piala AFF disponsori oleh satu produk bir merek Tiger. Oleh karena itu nama resmi kejuaraan adalah AFF Tiger Cup. Kita di Indonesia lantas menyebutnya sebagai Piala Tiger.
Bir Tiger sendiri merupakan produk unggulan sebuah perusahaan bir tua asal Singapura. Berdiri sejak 1932, perusahaan lokal ini lantas digandeng oleh Heineken dan menjadikan bir Tiger sebagai salah satu produk flagship keluaran Heineken Asia Pasific.
Tiger menjadi sponsor utama Piala AFF selama 5 edisi. Dimulai dari edisi perdana pada 1996 hingga yang terakhir pada 2004. Selama Piala AFF disponsori Tiger, timnas Indonesia tiga kali berturut-turut mencapai partai final: 2000, 2002, 2004.
Sayang, dalam tiga kesempatan tersebut Indonesia selalu gagal keluar sebagai juara. Pada dua kesempatan pertama Tim Garuda takluk dari Thailand (skor 1-4 pada 2000 dan kalah adu penalti pada 2002), lalu satu lainnya dari Singapura (skor agregat 5-2) yang disesaki pemain naturalisasi.
Piala AFF sempat jeda sebentar dan tidak digelar pada tahun 2006. Sebagai gantinya, Piala AFF versi baru diluncurkan pada 2007. Tanpa sponsor utama, kompetisi ini hanya memakai nama AFF Championship sebagai titel resmi.
Barulah pada 2008 masuk Suzuki sebagai sponsor utama. Sejak itu pula nama kejuaraan kembali berganti menjadi AFF Suzuki Cup. Kerja sama ini bertahan selama 7 edisi dan berakhir secara resmi pada Mei 2022 lalu.
Selama Piala AFF disponsori Suzuki, tiga kali pula timnas Indonesia mencapai partai final. Ketiganya terjadi pada edisi 2010, 2016 dan 2020 lalu. Hasilnya? Masih sama-sama zonk. Menggenapkan rekor 6 kali ke final dan tak pernah juara sekali pun.
Menarik dinantikan apakah masuknya Mitsubishi Electric membawa angin segar bagi timnas Indonesia. Akankah penantian bangsa ini selama 26 tahun untuk menjadi juara Asia Tenggara tuntas di tahun 2022?
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H