Pertandingan pun berakhir dengan skor imbang 1-1. Klopp tak jua menang sampai pertandingan ketiga sebagai manajer Liverpool FC.
Lagi-lagi Sadio Mane
Berselang lima bulan kemudian, kejadian serupa tapi tak sama kembali terulang. Lebih tepatnya lagi kejadian yang lebih buruk bagi Liverpool.
Jika pada pekan ke-10 Premier League 2015/16 The Reds membuang keunggulan 1-0 menjadi hasil imbang 1-1, maka di pekan ke-31 yang berlangsung pada 20 Maret 2016 keunggulan 2-0 berubah menjadi kekalahan 2-3.
Lagi-lagi Mane yang menjadi aktor utama di balik hasil buruk The Reds. Masuk sebagai pemain pengganti pada awal babak kedua -- Liverpool tengah unggul 2-0 berkat gol Philippe Coutinho dan Daniel Sturridge, Mane mencetak dua dari tiga gol dalam comeback fantastis Southampton.
Gol Mane seharusnya sudah tercipta pada menit ke-49. Martin Skrtel menjatuhkan Graziano Pelle di dalam kotak penalti, sehingga wasit Roger East menunjuk titik putih. Sayang, eksekusi Mane dapat digagalkan Simon Mignolet.
Barulah pada menit ke-64, Mane sukses membobol gawang Mignolet. Gol ini berawal dari pergerakan Victor Wanyama yang memberi umpan pada Oriol Romeu.
Nama kedua melepas tembakan dari luar kotak penalti yang gagal menemui sasaran. Bola lantas bergulir ke kaki Pelle yang segera meneruskannya sebagai umpan kepada Mane. Gol! Skor 1-2 untuk tuan rumah.
Liverpool bukannya tak membalas. Namun satu-satunya peluang emas yang dimiliki Benteke gagal berbuah gol. Tinggal berhadap-hadapan dengan kiper Frazier Forster, tendangan striker asal Belgia itu justru melebar ke sisi kanan gawang.
Menit ke-83, umpan manis Shane Long disambut Pelle. Striker asal Italia tersebut kemudian melepas tendangan kaki kiri dari luar kotak penalti. Mignolet terlambat merespon, sehingga hanya bisa melihat jala gawangnya bergetar dihantam bola dengan pasrah.
Papan skor berubah 2-2. Klopp mulai menampakkan wajah serius dengan bibir dimencongkan. Dia tahu Mane adalah ancaman besar bagi timnya hari itu.