Orang Barat kerap menyamakan fa'afafine dengan gay. Hal ini ditolak oleh kalangan tradisional Samoa. Sebagai jenis kelamin ketiga, fa'afafine hanya melakukan hubungan seks dengan laki-laki tulen. Bukan dengan sesama fa'afafine.
Karena secara biologis seorang laki-laki, fa'afafine juga boleh berhubungan badan dengan perempuan tulen. Namun ini sangat jarang terjadi. Ada pula fa'afafine yang biseksual, bisa melakukan hubungan seks dengan laki-laki maupun perempuan.
Perbedaan lain,seperti dijelaskan Alex, Â fa'afafine haruslah seorang Samoa asli. Lahir sebagai laki-laki namun merasa sebagai wanita, secara seksual tertarik pada laki-laki, dan yang terpenting bangga dipanggil atau disebut sebagai fa'afafine.
Secara tradisional, fa'afafine boleh melakukan apa yang dilakukan perempuan dan juga apa yang dilakukan laki-laki. Harus serba bisa. Karenanya fa'afafine yang belum melakukan operasi kelamin sah-sah saja bermain sepakbola bersama tim laki-laki.
Sebagai contoh Johnny Saelua (foto di atas). Ia adalah seorang fa'afafine anggota timnas Samoa Amerika. Dalam pertandingan kualifikasi Piala Dunia 2014 melawan Tonga pada November 2011, Johnny menjadi bintang kemenangan timnya.
Fa'afafine yang lebih senang dipanggil Jaiyah ini membuat satu asist, dan melakukan penyelamatan gemilang pada menit-menit akhir sehingga menjaga keunggulan negaranya. Pertandingan disudahi dengan skor akhir 2-1 bagi Samoa Amerika. Kemenangan pertama bagi negara berpenduduk 60.000 jiwa tersebut di kancah internasional.
Oleh FIFA, nama Johnny Saelua dicatat sebagai transgender pertama yang bermain di Piala Dunia. Emmm, mungkin lebih tepatnya Kualifikasi Piala Dunia ya?
Referensi:Â Thanks God there is Google :D
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H