Ia juga turut dalam rombongan timnas kala melakoni tur ke Uni Soviet dan Eropa pada 1956. Tahun 1961, Him Tjiang pindah ke Bandung untuk memperkuat Persib. Tahun itu juga ia langsung mempersembahkan gelar juara Perserikatan bagi Maung Bandung. Ia termasuk ke dalam sedikit pemain yang sukses menjuarai liga bersama Persija dan Persib, dua klub seteru abadi di Indonesia.
Tak lama berselang Him Tjiang memutuskan gantung sepatu. Menariknya, ia sama sekali tidak tergoda untuk menunda keputusannya sekali pun Asian Games 1962 yang digelar di Jakarta sudah di depan mata. Ia tetap kukuh memilih berhenti bermain dan melepaskan peluang tampil di pentas Asia.
Tidak seperti kebanyakan rekan-rekannya, Him Tjiang sama sekali tidak tertarik menjadi pelatih begitu pensiun. Alasannya sederhana saja, tapi sekaligus sangat prinsipil. Seperti katanya pada sejumlah media, ia hanya ingin dikenang sebagai seorang pemain. Dan, seperti itulah kita kini mengenangnya.
14 Februari 2015, Thio Him Tjiang meninggal dunia dengan tenang pada usia 85 tahun. Namanya akan senantiasa dikenang sebagai bagian dari tim yang telah menorehkan sejarah besar bagi persepakbolaan negeri ini: melaju hingga perempatfinal Olimpiade 1956 dan menahan imbang raksasa dunia Uni Soviet.
Pemalang, 25 Juli 2018.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H