NAMA Islandia sedang hangat-hangatnya dibicarakan penikmat juga pengamat sepakbola di Indonesia. Bukan hanya karena statusnya sebagai debutan Piala Dunia enam bulan mendatang di Rusia, tapi karena niatan Pengurus PSSI mempertandingan Islandia melawan Indonesia Selection.Â
Jadi satu dari dua debutan di Piala Dunia 2018, nama Islandia sudah lama dikenal penggemar sepakbola Eropa. Sebab, banyak pemain asal negeri kecil berselimut salju tersebut yang malang-melintang di liga top Benua Biru.
Inggris jadi salah satu negara tujuan favorit pemain Islandia. Mengutip laman Soccerway.com (3/12/2017), musim ini ada dua pemain Islandia di Premier League, serta empat lainnya di Championship--satu level di bawah EPL.
Bolton Wanderers dan Tottenham Hotspurs jadi pelopor dalam soal mendatangkan pemain Islandia ke Inggris. Dalam perjalanannya, para pesepakbola Islandia memang lebih sering memperkuat klub semenjana.
Menurut laporan khusus BBC.co.uk pada 17 Agustus 2009, total ada 17 pemain Islandia yang pernah merumput di Premier League. Jumlah ini jadi tambah banyak bila liga-liga di bawahnya turut dihitung. Namun dari 17 pemain tersebut hanya sedikit saja yang namanya abadi, tetap dikenang hingga saat ini.
Pemain-pemain bernama abadi tersebut tetap dikenang lantaran menorehkan sejarah selama berkiprah di Inggris. Baik berupa kesuksesan meraih tropi, menjadi pemain pertama di daratan Britania, Â atau sekedar jadi pemain yang paling sering terdegradasi.
Berikut saya pilihkan lima nama pemain Islandia pencetak sejarah di Liga Inggris.
Guni Bergsson
Sosok inilah yang mengawali kehadiran pemain Islandia di Liga Inggris. Guni Bergsson dibeli Tottenham Hotspur dari Valur senilai 100.000 pound pada Desember 1988. Angka ini merupakan rekor penjualan tertinggi untuk Valur, catat RSSSF.com (3/12/2017).
Di Spurs, Bergsson satu tim dengan Paul "Gazza" Gascoigne, Gary Lineker, Gary Mabbutt, dan Chris Waddle. Semuanya pemain timnas Inggris. Bergsson cs. membawa Spurs ke final Piala FA pada 1991, namun gagal meraih trofi.
Setelah sempat dikembalikan ke Valur sebagai pemain pinjaman, Bergsson pindah ke Bolton pada 1995. Ia terus bermain di Bolton hingga pensiun pada 2003. Selama merumput di Inggris, total Bergsson bermain sebanyak 342 kali dan mencetak 24 gol.
Kini, Guni Bergsson adalah Presiden Knattspyrnusamband slands (KS, PSSi-nya Islandia). Entah, apakah kelak beliau bakal terjun ke dunia politik atau tetap berkecimpung di dunia sepakbola selamanya? Kita lihat saja nanti.
Heiar Helguson
11 tahun setelah Guni Bergsson menginjakkan kaki di Inggris, datanglah Heiar Helguson. Ia dibeli Watford dari Lillestrm pada pertengahan musim 1999/2000 dengan nilai transaksi 1,5 juta pound. Lagi-lagi ini rekor.
Helguson langsung tampil mengesankan di laga debut. Menjamu Liverpool, ia mencetak gol ke gawang Sander Westerveld untuk menyamakan kedudukan menjadi 2-2. Sayang, seperti dicatat laman 11v11.com (3/12/2017), Watford kalah 2-3 hari itu.
Selepas dari Watford, Helguson sempat berganti-ganti klub sebelum menyeberang batas negara ke Wales. Fulham, Bolton, dan Queens Park Rangers adalah daftar klub Inggris-nya sebelum berseragam Cardiff City pada 2 Agustus 2012.
Hanya semusim bersama Cardiff, Helguson berlaga sebanyak 38 kali dan menyumbang delapan gol. Cardiff dibawanya promosi ke Premier League.
Hermann Hreiarsson
Hermann Hreiarsson merantau ke Inggris setelah klubnya di Islandia, rttabandalag Vestmannaeyja (BV), menjalin kesepakatan dengan Crystal Palace pada Agustus 1997. Demikian dicatat laman Archive.is (16/8/2011). Palace sendiri baru saja promosi ke Premier League musim itu.
Apes, meski tampil baik Hreiarsson tak mampu melindungi Palace dari jerat degradasi. Menariknya, ia kemudian pindah ke Brentford mengikuti eks manajernya di Palace, Ron Noades. Padahal Brentford berada di The Football League, liga yang levelnya dua tingkat di bawah Premier League.
Setelah membawa Brentford menjuarai The Football League, Hreiarsson pindah ke Wimbledon dan kembali merumput di Premier League. Tapi seolah kena kutukan, klub kedua Hreiarsson di EPL inipun terdegradasi!
Yang menarik, semua klub Premier League yang dibelanya kemudian selalu terdegradasi. Total ia mencatatkan rekor lima kali degradasi dengan lima klub Premier League berbeda. Rinciannya, Palace (1997/98), Wimbledon (1999/2000), Ipswich Town (2001/02), Charlton Athletic (2006/07), dan Portsmouth (2009/10).
Kini, Hermann Hreiarsson memanajeri klub lokal Fylkir di rvalsdeild kvenna, liga sepakbola wanita Islandia.
Gylfi Sigursson
Nama lengkapnya Gylfi r Sigursson. Ia sudah meneken kontrak dengan Reading yang berlaga di Championship pada 1 Oktober 2005. Usianya baru 16 tahun saat itu. Demikian ditulis Joshua Evans dalam kolomnya di International Business Times Sport (8/6/2016).
Tapi di Reading ia jarang tampil bersama tim reguler. Sempat dipinjamkan ke Shrewsbury Town dan Crewe Alexandra, Sigursson pindah ke 1899 Hoffenheim di Bundesliga pada September 2010.
Dasar nasib, 1899 Hoffenheim meminjamkan Sigursson ke Swansea City pada 1 Januari 2012. Demikian dilaporkan koran lokal Islandia di laman MBL.is (1/1/2012). Debutnya bersama The Swans begitu mengesankan: memberi asis pada gol kemenangan melawan Arsenal (Goal.com, 15/1/2012).
Penampilan apiknya bersama Swansea membuat Sigursson terpilih sebagai Premier League Player of the Month bulan Maret 2012. Ia jadi pemain Islandia pertama yang mendapat penghargaan ini.
Juli 2012, Sigursson pindah ke Tottenham. Tapi kembali lagi ke Swansea dua musim berselang. Sejak awal musim 2016/17 ia membela Everton.
Eiur Smri Gujohnsen
Selain Sigursson, inilah nama pesepakbola Islandia yang akrab di telinga suporter milenial. Mengutip laman bwfc.co.uk (27/6/2016), Eiur Smri Gujohnsen mengawali karirnya di Inggris bersama Bolton Wanderers pada 1998. Namun baru mulai Maret 1999 ia menjadi pemain reguler di tim inti.
Dua tahun membela Bolton, Gujohnsen membawa klubnya mencapai play-off Championship dan semifinal Piala FA juga Piala Liga. Performa apik tersebut membuat Chelsea kepincut, sehingga memboyongnya ke Stamford Bridge di awal musim 2000/01.
Di sinilah catatan emas Gujohnsen ditorehkan. Mengutip catatan chelseafc.com (25/10/2014), ia menjadi partnerutama Jimmy Floyd Hasselbaink di lini depan Chelsea. Duet ini menyumbang 54 gol dan mengerek posisi The Blues sebagai salah satu pesaing kuat zona Liga Champion.
Masuknya Jose Mourinho pada 2004 menambah keberuntungan Gujohnsen, sekaligus peruntungan Chelsea tentu saja. Mou memimpin Chelsea meraih gelar juara Premier League dua musim berturut-turut, 2004/05 dan 2005/06. Lalu disusul trofi-trofi domestik lainnya.
Ketika menerima pinangan Barcelona di musim 2006/07, Gujohnsen mencatatkan dirinya sebagai pemain Islandia pertama yang berhasil menjuarai Premier League.
Pemalang, 4 Desember 2017.
Catatan:Tulisan ini pertama kali dipublikasikan di UC News. Dimuat ulang ke Kompasiana dengan beberapa penyesuaian.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H