Mohon tunggu...
Eko Nurhuda
Eko Nurhuda Mohon Tunggu... Penulis - Pekerja Serabutan

Peminat sejarah dan penikmat sepak bola yang sedang belajar berkebun di desa transmigrasi. Tulisannya pernah dimuat di Tabloid BOLA, BOLAVaganza, FourFourTwo Indonesia, detikSport, juga Jambi Ekspres, Telusuri.id dan Mojok.co. Sempat pula menelurkan beberapa buku seputar blog-internet, juga menulis cerita silat di aplikasi novel online.

Selanjutnya

Tutup

Bola Artikel Utama

Beram Kayal, Muslim Taat yang Bangga Membela Timnas Israel

19 November 2015   00:11 Diperbarui: 20 November 2015   10:48 6325
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Natkho membela timnas Israel sejak level U-17. Ia bahkan sempat menjadi kapten timnas Israel U-19. Ia pertama kali dipanggil timnas senior pada 12 Agustus 2009, namun hanya jadi pemain cadangan tak terpakai. Debutnya baru dicatatkan pada 3 Maret 2010 saat Israel menghadapi Romania. Gol pertamanya, sekaligus satu-satunya hingga saat ini, untuk timnas Israel tercipta ke gawang Azerbaijan pada 7 September 2012.

Soal identitas dirinya, Natkho mengakui secara gamblang bahwa ia adalah seorang Muslim tapi sekaligus warga negara Israel. Karenanya ia bangga bisa membela timnas Negara Yahudi tersebut di pentas internasional.

"Saya seorang Muslim, namun pada saat yang sama saya mencintai Israel karena itu adalah negara saya," ucapnya kepada Russian Football News, Juni lalu.

Bukan sekedar mengaku Muslim, Natkho termasuk seorang pemeluk taat dengan tidak melalaikan salat lima waktu dan juga selalu berpuasa penuh selama Ramadhan. Terlebih ia tinggal di Rusia, negara yang terbilang kondusif bagi seorang Muslim.

Di tengah konflik antara Palestina (yang diidentikkan sebagai Arab Muslim) dengan Israel (diidentikkan sebagai Zionis Yahudi) yang tak kunjung reda sejak berpuluh-puluh tahun lalu, kehadiran pesepak bola Arab Muslim di timnas Negara Yahudi jelas sebuah pemandangan menarik. Fenomena ini rasanya akan terus berlangsung, karena Israel sendiri mengijinkan warga negara Muslim (juga non-Yahudi lain) untuk ambil bagian dalam bela negara. Salah satunya melalui timnas sepak bola.

Saya pun berandai-andai. Kalau di lapangan sepak bola bisa tercipta harmoni antara Muslim dan Yahudi, mustahilkah jika saya berharap harmoni itu juga bisa terwujud di "lapangan" yang lain?

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun