Natkho membela timnas Israel sejak level U-17. Ia bahkan sempat menjadi kapten timnas Israel U-19. Ia pertama kali dipanggil timnas senior pada 12 Agustus 2009, namun hanya jadi pemain cadangan tak terpakai. Debutnya baru dicatatkan pada 3 Maret 2010 saat Israel menghadapi Romania. Gol pertamanya, sekaligus satu-satunya hingga saat ini, untuk timnas Israel tercipta ke gawang Azerbaijan pada 7 September 2012.
Soal identitas dirinya, Natkho mengakui secara gamblang bahwa ia adalah seorang Muslim tapi sekaligus warga negara Israel. Karenanya ia bangga bisa membela timnas Negara Yahudi tersebut di pentas internasional.
"Saya seorang Muslim, namun pada saat yang sama saya mencintai Israel karena itu adalah negara saya," ucapnya kepada Russian Football News, Juni lalu.
Bukan sekedar mengaku Muslim, Natkho termasuk seorang pemeluk taat dengan tidak melalaikan salat lima waktu dan juga selalu berpuasa penuh selama Ramadhan. Terlebih ia tinggal di Rusia, negara yang terbilang kondusif bagi seorang Muslim.
Di tengah konflik antara Palestina (yang diidentikkan sebagai Arab Muslim) dengan Israel (diidentikkan sebagai Zionis Yahudi) yang tak kunjung reda sejak berpuluh-puluh tahun lalu, kehadiran pesepak bola Arab Muslim di timnas Negara Yahudi jelas sebuah pemandangan menarik. Fenomena ini rasanya akan terus berlangsung, karena Israel sendiri mengijinkan warga negara Muslim (juga non-Yahudi lain) untuk ambil bagian dalam bela negara. Salah satunya melalui timnas sepak bola.
Saya pun berandai-andai. Kalau di lapangan sepak bola bisa tercipta harmoni antara Muslim dan Yahudi, mustahilkah jika saya berharap harmoni itu juga bisa terwujud di "lapangan" yang lain?
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H