Penggunaan kemasan dan coating pada wortel
Jenis plastik yang umum digunakan dan tersedia untuk kemasan makanan antara lain polyethylene dan polypropylene. Plastik tersebut mengandung plastik pipih dan lentur yang memiliki beberapa karakter khas. Karakter bahan utama dari material pengemas yaitu kemampuan menyerap air, permeabilitas hydrocarbon, serta resisten pada zat zat kimia. Suharni dan Indriani (2009), berpendapat bahwa permukaan kemasan mempengaruhi jumlah kualitas gas, serta lebar luasan permukaan yang sempit menentukan umur simpan komoditas.
Plastik PE merupakan bahan pengemas yang umum dipakai sebagai kemasan produk segar. Polypropylene merupakan lapisan yang lembut, bening dan lentur dengan ketahanan daya gesek yang sangat baik, ketahanan sobek dan sifat mekanik yang baik. Polypropylene merupakan bahan termoplastik sehingga sering digunakan dalam kemasan makanan. Polyethylene mudah dibuat dan mempunyai kepadatan yang baik (Dwi et al. 2013). Berdasarkan hasil penelitian (Asgar 2020), penggunaan kemasan polipropilen pada suhu 5⁰C meminimalkan hilangnya berat wortel dan mempertahankan kekerasan, ⁰Brix, dan kandungan ɵ-karoten tertinggi.
Penggunaan kemasan plastik wrap merupakan teknik pengemasan yang sangat umum digunakan baik untuk buah maupun sayuran. Namun, plastik wrap memiliki permeabilitas yang rendah dan sering digunakan untuk mengemas produk yang sensitif terhadap oksigen. Hasil penelitian Susela (2016), penggunaan kemasan wrap plastik pada suhu 5°C dapat mempertahankan kandungan asam askorbat, kenaikan hilangnya air, tekstur, dan kehilangan berat wortel, dan hasilnya sama dengan penggunakaan polietilen. Wortel yang tidak dibungkus menyebabkan penurunan berat badan paling besar dibandingkan dengan perlakuan yang dibungkus, polietilen, dan polipropilen. Hal ini diyakini disebabkan oleh proses respirasi dan transpirasi yang cepat, sehingga mengakibatkan penurunan berat badan dan layu secara signifikan (Fendriansah et al. 2014).
Kajian penggunaan coating untuk mengetahui hasil kualitas wortel dilakukan oleh Rashidi dan Bahri (2009). Coating adalah pelapis yang dapat diaplikasikan langsung pada permukaan produk makanan dalam bentuk lilin. Lapisan ini aman untuk dikonsumsi dan sudah disetujui oleh Food and Drug Administration (Guilbert, 1996). Coating yang diterapkan berupa pelapis carboksimetilselulosa (CMC), film selofan (CF), kombinasi karboksimetilselulosa + film selofan (CMC+CF), dan tanpa pelapis (NC). Hasil penelitian menunjukkan bahwa kombinasi karboksimetilselulosa dan film selofan mampu mempertahankan kadar air dan menurunkan kadar gula dibandingkan perlakuan lainnya terutama tanpa pelapisan. Hal ini mungkin karena lapisan tersebut bertindak sebagai pengganti lapisan lilin alami, sehingga mengurangi keringat dan pernapasan (McHugh T.H. dan Krochta, 1994).
Sebagai simpulan bahwa penggunaan suhu penyimpanan yang tepat akan menghasilkan umur simpan yang relatif lama. Kualitas dan kandungan wortel dapat dipertahankan pada suhu penyimpanan dibawah 5⁰C. Wortel dapat lapisi dengan polietilen atau polipropilen untuk menjaga kualitasnya. Lapisan ini memiliki keuntungan tambahan karena dapat dicerna oleh manusia dan mengurangi transpirasi dan respirasi wortel dengan memberikan alternatif pengganti lilin alami. Pelapisan wortel akan menunjang ketahanan pangan nasional, khususnya di bidang sayuran.
Catatan penulis: Karya tulis popular ini telah diuji kemiripannya dengan “Turnitin Similarity Index” yaitu 1 %. Data Daftar Pustaka dan Data Turnitin tersedia
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H