Mohon tunggu...
Darwin KangGURU
Darwin KangGURU Mohon Tunggu... Dosen - Agroteknologi, Universitas Lampung

"PEMBELAJAR Pendidik dan PENDIDIK Pembelajar". Menulis di Kompasiana untuk menunaikan misi hidup dan menisbahkan diri dengan zaman

Selanjutnya

Tutup

Trip Pilihan

Tribute dari Wisata Sejarah ke Lubang Japang, Bukittinggi, Sumatera Barat

15 Oktober 2023   08:01 Diperbarui: 15 Oktober 2023   08:12 208
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

"Para romusha adalah pahlawan tanpa tanda jasa, yang dengan semangat dan tekad yang luar biasa berjuang untuk bertahan hidup di bawah kondisi yang mengerikan"

Negeri yang kita sayangi, Indonesia, pernah mengalami masa-masa yang buruk dalam sejarahnya. Dalam perjalanan panjang menuju kemerdekaan, masa penjajahan Jepang adalah salah satu titik buruk yang harus diingat. 

Pada masa itu, rakyat Indonesia yang gigih harus menghadapi penindasan yang tidak terduga dan ancaman kematian sebagai romusha yang dipaksa menggali terowongan Jepang di Bukittinggi. 

Selama kunjungan sejarah ini, kami mengingat dan menghormati para pejuang kemerdekaan Indonesia yang mengorbankan nyawa mereka untuk melawan kaum penjajah dari negeri Belanda dan Jepang.

Belanda menjajah Indonesia sudah ada sejak abad ke-17, dan terus meningkat selama periode kolonial Belanda mulai dari abad ke-19 sampai dengan awal abad ke-20. 

Penjajahan membuat hidup sangat sulit, dengan eksploitasi ekonomi yang sistematis, penghinaan terhadap budaya lokal, dan penindasan politik. Namun, hal yang paling tragis adalah ketika ribuan orang Indonesia dikirim oleh Jepang untuk bekerja sebagai romusha, atau pekerja paksa, untuk menggali terowongan Jepang di Bukittinggi selama Perang Dunia II.

Para romusha ini adalah pahlawan tanpa tanda jasa, yang dengan semangat dan tekad yang luar biasa berjuang untuk bertahan hidup di bawah kondisi yang mengerikan. Mereka terancam oleh tanah longsor, penyakit, dan kelaparan saat menggali terowongan dengan alat sederhana. 

Banyak kematian dan penderitaan yang tak terlupakan telah disebabkan oleh beban fisik yang berat dan cuaca yang buruk. Mereka menunjukkan keberanian yang luar biasa dan mempertahankan semangat perjuangan meskipun menderita.

Sayangnya, banyak dari para pekerja romusha ini tidak pernah melihat matahari terbit lagi. Mereka telah tewas dalam perjuangan mereka untuk kemerdekaan, yang akhirnya dicapai pada 17 Agustus 1945, ketika Indonesia mengumumkan kemerdekaannya. Banyak yang mati tidak sempat menikmati hasil perjuangan mereka.

Dokpri, 2023 
Dokpri, 2023 

Kami harus menghormati para pejuang kemerdekaan Indonesia yang telah tewas sebagai korban penjajahan Belanda dan Jepang serta korban romusha. Mereka telah mengorbankan nyawa mereka untuk memastikan generasi mendatang memiliki negara yang bebas dan bangga akan budaya dan identitas mereka sendiri. Kami tidak akan melupakan perjuangan mereka, dan kami harus berkomitmen untuk mempertahankan dan memajukan kemerdekaan yang mereka perjuangkan.

Semua orang harus diingat kisah para romusha tentang harga yang harus dibayar untuk kemerdekaan. Mereka adalah contoh nyata dari kekuatan semangat manusia dan kekuatan dalam menghadapi kesulitan yang luar biasa. Pengorbanan mereka menunjukkan keinginan yang kuat untuk hidup dalam kebebasan dan martabat.

"Kita harus memastikan bahwa cerita mereka diceritakan kepada generasi berikutnya agar pengorbanan mereka tidak pernah dilupakan"

Sebagai generasi yang menikmati kemerdekaan, kita memiliki kewajiban moral untuk menghormati  para pejuang kemerdekaan Indonesia yang gugur. Kita harus memastikan bahwa cerita mereka diceritakan kepada generasi berikutnya agar pengorbanan mereka tidak pernah dilupakan. Identitas dan kesadaran nasional kita harus menghormati para romusha dan pejuang kemerdekaan lainnya.

Dokpri
Dokpri
Setelah kunjungan sejarah ke Lubang Japang, Bukittinggi berakhir, kami berterima kasih kepada para pejuang kemerdekaan Indonesia yang tewas selama penjajahan Belanda dan Jepang, terutama para romusha yang menggali terowongan di Bukittinggi. 

Kami berutang banyak kepada mereka atas kemerdekaan kita. Kami berharap warisan perjuangan mereka terus menjadi inspirasi bagi kami untuk melanjutkan perjuangan untuk masa depan yang lebih baik bagi Indonesia.

Dokpri, 2023
Dokpri, 2023

Note: Karya tulis ini telah diuji kemiripannya dengan "Turnitin Similarity Index" yaitu 2%. Data hasil Turnitin tersedia. Tulisan yang sama telah penulis juga tayangkan di media pribadi Facebook.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun