Kehilangan ayahnya yang tragis dan cinta yang tidak terbalas dari Hamlet membuat Ophelia terpuruk dan akhirnya mengalami kehancuran mental. Pengalaman ini mengingatkan kita akan tekanan sosial dan emosional yang dapat menghancurkan kestabilan mental perempuan pada masa itu.
Melalui hubungan antara Ophelia dan Hamlet, Shakespeare menggambarkan kompleksitas hubungan antara pria dan perempuan pada abad ke-16. Konflik internal Hamlet dan tekanan sosial dari lingkungan sekitar menyulitkan hubungan mereka. Ophelia, sebagai perempuan yang penuh kasih, harus berhadapan dengan ketidakpastian dan keraguan dalam hubungannya dengan Hamlet.
Pengalaman ini mencerminkan ketidaksetaraan dalam hubungan antara pria dan perempuan pada masa itu, di mana perempuan sering menjadi korban dari keputusan dan tindakan pria di sekitar mereka. Karakter Ophelia dalam Hamlet memberikan pemahaman yang mendalam tentang kehidupan perempuan pada abad ke-16.
Melalui perjalanan dan pengalaman Ophelia, pembaca dapat merenungkan tentang ketidakadilan gender, kerapuhan kesehatan mental, dan kompleksitas hubungan antara pria dan perempuan pada masa tersebut.
Ophelia tetap menjadi simbol yang menginspirasi dan memilukan dalam sejarah sastra, mengingatkan kita akan kompleksitas dan kerapuhan kehidupan perempuan pada masa lalu.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H