Mohon tunggu...
Bunga Widrayani
Bunga Widrayani Mohon Tunggu... Jurnalis - Jurnalis dan Penulis

Penulis yang juga bekerja sebagai jurnalis televisi. Saat ini aktif menulis artikel opini, esai, dan biografi.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Ophelia dalam Hamlet Karya William Shakespeare, Antara Cinta dan Kekuasaan

14 Juli 2024   21:19 Diperbarui: 17 Juli 2024   17:45 242
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ophelia dalam Hamlet Karya William Shakespeare | FINEARTAMERICA.COM/JOHNEVERETTMILLAIS

Mereka memperlakukan Ophelia sebagai objek yang harus patuh pada kehendak mereka, tanpa memberikan ruang bagi Ophelia untuk mengekspresikan dirinya secara bebas.

Hal ini mencerminkan realitas kehidupan perempuan pada abad ke-16, di mana perempuan seringkali terkekang oleh norma-norma patriarkis yang membatasi kebebasan dan ekspresi diri mereka.

Hubungan cinta Ophelia dengan Hamlet juga menjadi titik fokus penting dalam kehidupannya. Meskipun cinta mereka murni dan tulus, namun tekanan dari lingkungan sekitar, terutama dari ayah dan saudara Hamlet, menyulitkan hubungan mereka.

Hamlet sendiri, yang tengah berjuang dengan konflik internalnya, tidak mampu memberikan dukungan dan perlindungan yang cukup pada Ophelia. Hal ini menunjukkan ketidaksetaraan dalam hubungan antara pria dan perempuan pada masa itu, di mana perempuan sering menjadi korban dari keputusan dan tindakan pria di sekitarnya.

Tragedi yang menimpa Ophelia dalam drama ini juga mencerminkan tekanan sosial dan ekspektasi yang berat yang harus ditanggung oleh perempuan pada masa karakter Ophelia.

Kehilangan ayahnya yang tragis dan cinta yang tidak terbalas dari Hamlet membuat Ophelia terpuruk dan akhirnya mengalami kehancuran mental. Hal ini menggambarkan betapa rapuhnya kehidupan perempuan pada masa itu, di mana mereka rentan terhadap tekanan sosial dan trauma emosional yang dapat menghancurkan kestabilan mental mereka.

Karakter Ophelia dalam Hamlet merupakan simbol dari kehidupan perempuan pada masa itu yang terjebak dalam norma-norma patriarkis dan tekanan sosial yang membatasi kebebasan dan ekspresi diri mereka.

Melalui perannya, Shakespeare mengajak kita untuk merenungkan tentang ketidakadilan dan ketidaksetaraan yang dialami oleh perempuan pada masa lalu, serta pentingnya perjuangan untuk membebaskan diri dari belenggu norma-norma yang membatasi kehidupan perempuan.

Ophelia tetap menjadi salah satu karakter yang menginspirasi dan memilukan dalam sejarah sastra, mengingatkan kita akan kompleksitas dan kerapuhan kehidupan perempuan pada masa lalu.

Dalam sudut pandang Ophelia, karakter perempuan yang tragis dalam drama Hamlet karya William Shakespeare. Melalui sudut pandang Ophelia, kita dapat melihat bagaimana karakter ini terjebak dalam konflik internal dan eksternal yang menghantui hidupnya, serta dampak yang ditimbulkan oleh tekanan sosial dan tragedi yang dialaminya.

Ophelia, sebagai karakter yang lembut dan penuh kasih, terjebak dalam lingkaran konflik dan kebingungan yang dihadapi oleh karakter-karakter utama dalam cerita ini.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun