Mohon tunggu...
Bunga Triana Wandari
Bunga Triana Wandari Mohon Tunggu... Pelajar Sekolah - Mahasiswa

Universitas Pendidikan Indonesia, Fakultas Pendidikan Teknologi Kejuruan, Program Studi Pendidikan Teknik Arsitektur 2018

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud Pilihan

KKN Tematik UPI 2021: Manajemen Stres Akademik Pelajar di Masa Pandemi Covid-19

21 Juli 2021   12:00 Diperbarui: 1 Agustus 2021   11:47 546
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pada masa pandemi COVID-19, terdapat fenomena bagi para siswa/mahasiswa yang mengalami stres akibat tuntutan yang dibebankan dengan model pembelajaran secara daring. Pandemi COVID-19 menyebabkan kekhawatiran dan ketidakpastian bagi akademik siswa, hal ini disebabkan pembelajaran daring yang terlalu lama telah mengalami kejenuhan untuk para siswa. 

Perubahan cepat oleh sistem pembelajaran dari tatap muka menjadi daring menyebabkan siswa mengalami stres akademik, hal yang dirasakan para pelajar adalah suatu keadaan atau kondisi berupa gangguan fisik, mental atau emosional. 

Sebuah studi baru-baru ini tentang “the psychological impact of quarantine and how to reduce it” oleh Samantha K Brooks (Brooks, dkk, 2020) menunjukkan bahwa bagaimana COVID-19 mempengaruhi orang-orang yang dikurung. Orang kebanyakan mengalami ketakutan, kesedihan, mati rasa, insomnia, kebingungan, kemarahan, gejala stres pasca-trauma, gejala depresi, suasana hati yang rendah, stres, gangguan emosional, lekas marah dan kelelahan emosional.

Menurut penelitian yang dilakukan oleh Muslim (2021), siswa dan mahasiswa merasa terbebani oleh berbagai tekanan dan tuntutan di sekolah, hal itu diakibatkan oleh ketidaksesuaian antara tuntutan lingkungan pendidikan dengan sumber daya aktual yang dimiliki para pelajar pada masa pandemi ini. Kendala yang dirasakan oleh para siswa pun berbagai macam seperti, kesulitan memahami materi, beban tugas, koneksi internet yang tidak stabil, kuota internet yang terbatas, dan lain sebagainya. 

Begitu pula dengan mahasiswa, namun bagi mereka yang sedang berada di jenjang semester akhir pasti merasakan tantangan pada tugas lapangan, hambatan tugas akhir, dan permasalahan keuangan dalam pembayaran UKT yang menyebabkan mahasiswa harus cuti. 

Maka dari itu, siswa/mahasiswa harus melakukan manajemen stres dalam urusan akademik pada masa pandemi Covid-19. Hasil penelitian dari Amanvermez dan kawan-kawan (2020) menunjukkan bahwa intervensi manajemen stres juga mengurangi depresi, stres dan kecemasan.

Sebelum mengelola stres, siswa/mahasiswa terlebih dahulu mengenali gejala stres yang berkaitan dengan kondisi medis secara emosional dan psikologis pada saat pandemi sebagai berikut:

  1. Gangguan kecemasan (Anxiety)
  2. Mengalami kesulitan atau perubahan pola tidur (Sleep disturbance)
  3. Mengonsumsi terlalu sedikit atau terlalu banyak makanan (Eating Disorder)
  4. Sulit berkonsentrasi
  5. Memiliki keluhan seperti sakit kepala, sakit perut, maag atau keringat berlebih

Setelah itu, penyesuaian problem solving terhadap stres akademik harus dilakukan oleh siswa/mahasiswa dengan cara mengenali diri sendiri, memperdulikan diri mereka sendiri, memperhatikan keseimbangan aspek pemeliharaan diri yaitu mental emosional; intelektual; fisik; spiritual; dan rekresional. 

Merawat aspek-aspek pemeliharaan diri harus dilakukan secara proaktif dalam tujuan mencegah gangguan stres, kemudian diperlukan juga sinergitas dalam melakukan penyesuaian pemecahan masalah. Berikut dibawah ini adalah tips dan saran dalam melakukan manajemen stres untuk siswa dan mahasiswa selama pembelajaran daring berlangsung:

1. Mengatasi stres dari penjadwalan kelas dan beban kredit (SKS)

Pada saat terbebani oleh padatnya jadwal kelas, ingatlah bahwa semua hal itu tidak permanen dan pasti akan berakhir. Kemudian berikanlah aktivitas untuk kebutuhan psikologis dalam waktu luang secara fleksibel, hal ini dapat meringankan kejenuhan dengan maksud mengalihkan beban akan kelas dan SKS.

2. Mengatasi stres saat pada saat ujian dan proses dalam mendapat nilai

Fokuslah pada satu ujian dan pada satu waktu, siswa/mahasiswa harus mengingat bahwa mereka berada di sekolah atau kampus adalah untuk belajar dan berkembang, dan mendapatkan nilai A bukanlah suatu kewajiban

3. Merencanakan masa depan dengan menghindari stres

Ketidakpastian masa depan bisa sulit untuk ditangani, tetapi siswa/mahasiswa harus merasakan bahwa mereka tidak sendirian. Jangan ragu untuk menghubungi teman, keluarga, wali kelas, atau penasihat karir untuk saran dalam memikirkan apa yang ingin dilakukan setelah kelulusan nanti.

4. Menjaga kesehatan sebagai siswa/mahasiswa

Siswa/mahasiswa harus menjaga diri dan beristirahat sebanyak mungkin, atau dengan minum vitamin sebelum melanjutkan aktivitas normal secara rutin, kemudian tak kalah penting yaitu memperhatikan pola makan bergizi dan seimbang selama pandemi.

5. Mempererat hubungan para pelajar di sekolah atau perguruan tinggi

Siswa/mahasiswa harus mencoba yang terbaik untuk menginvestasikan waktu dan perhatian mereka ke dalam hubungan yang penting bagi mereka. Waktu mereka di perguruan tinggi terlalu singkat untuk dihabiskan berinteraksi dengan orang-orang yang tidak cocok dengan mereka.

6. Mengatasi stres dari permasalahan finansial keuangan

Siswa/mahasiswa yang merasakan kekurangan uang hingga melakukan kerja paruh waktu harus berpikir kembali tujuan awal mereka dalam menempuh pendidikan adalah peluang kerja yang lebih baik setelah mereka lulus. Para ahli masih percaya bahwa, dalam jangka panjang, pendidikan bernilai investasi.

7. Menyeimbangkan urusan keluarga, sekolah, dan pekerjaan.

Siswa/mahasiswa harus memiliki strategi seperti contoh menetapkan batas-batas antara berbagai bidang kehidupan mereka, hal ini bermaksud untuk memberikan perhatian sesuai kebutuhan bidang. Ingatlah bahwa penting juga untuk dapat beradaptasi dengan masalah dan tuntutan baru, apabila penyesuaian yang diperlukan tidak optimal maka dapat menimbulkan stres yang berlebihan.

Di sekolah atau perguruan tinggi, stres memang tidak bisa dihindari. Maka dari itu, para siswa dan mahasiswa harus berusaha melakukan yang terbaik untuk memahami jenis stres yang mereka rasakan, apa penyebabnya, dan bagaimana mereka dapat meresponsnya secara produktif. 

Dengan mengatasi stres mereka dengan cara yang sehat, siswa dan mahasiswa dapat memanfaatkan pendidikan di sekolah maupun di perguruan tinggi sebaik mungkin. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun