Mohon tunggu...
Bunga Tiara
Bunga Tiara Mohon Tunggu... Mahasiswa - Tuangkan pikiranmu dengan menulis

Semoga membantumu memperoleh informasi dari sini

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Analisa Permasalahan UMKM di Masa Pandemi Covid-19

9 September 2021   23:15 Diperbarui: 9 September 2021   23:30 105
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pada akhir - akhir tahun ini yang hampir menginjak 2 tahun lamanya (2020 dan 2021) dunia sedang dilanda musibah pandemi covid-19, covid-19 adalah virus baru yang tidak diduga - duga akan menyerang indonesia dan dampaknya terasa dalam semua aspek seperti aspek lintas barang, lintas orang, sosial dan hukum, budaya, dan yang paling dampaknya sangat terasa yaitu pada aspek pertumbuhan ekonomi karena sektor ekonomi merupakan tonggak untuk sebuah keberlanjutan hidup masyarakat indonesia. 

Apalagi sudah diketahui jika virus covid-19 ini sangatlah berbahaya dan bisa sampai mengakibatkan kematian, dengan itu kita harus sangatlah berhati-hati dan menerapkan beberapa peraturan seperti lockdown, mengurangi kerumunan, mengurangi mobilitas, sampai batas buka toko maupun tempat makan ada batas waktu bukanya dan peraturan lainnya, hal itulah juga yang akan menghambat sektor ekonomi di indonesia dan muncullah beberapa masalah -- masalah terkait pertumbuhan sektor ekonomi.

Masalah - masalah terkait sektor ekonomi ini contohnya seperti penurunan tingkat penjualan dikarenakan konsumen -- konsumen harus mengurangi mobilitas atau interaksi langsung terhadap para produsen maupun distributor bahkan hal ini bisa mengakibatkan kebangkrutan, dan juga muncul persaingan -- persaingan yang sifatnya tidak sehat bagi para produsen sehingga para produsen harus menyusun strategi ulang untuk memasarkannya dan meminimkan biaya produksi. Masalah ini cukup kompleks dengan kesejahteraan masyarakat maupun terkait devisa negara.

Sektor ekonomi sendiri dibagi menjadi 9 bagian antara lain pertambangan, perminyakan, industri, konstruksi, perkebunan, pertanian, perikanan, logistik, dan transportasi barang. 

Bidang industri ini seperti halnya UMKM (Usaha Mikro Kecil Menengah ) yang artinya bisnis/ usaha ini dijalankan individu, rumah tangga, atau badan usaha ukuran kecil. Di kota Tulungagung, tepatnya di Kabupaten Tulungagung, Desa Bono terdapat sebuah UMKM yang berdiri sekitar 3 tahun. 

UMKM ini menjual beberapa makanan instan yang diproduksi sendiri yaitu keripik jengkol pedas dan anekan isian rasa sambal botol. Usaha keripik jengkol pedas dan aneka sambal botol cukup banyak diminati dikalangan masyarakat dari yang muda hingga orang tua, meskipun di masa pandemic covid-19 usaha ini masih berjalan, karena makanan ini termasuk makanan yang instan (langsung dimakan) sehingga tidak perlu repot / ribet dengan mengelolanya dan juga rasa yang beranekaragam, dengan itu banyak orang yang tertarik dengan usaha kecil yang berada di Kota Tulungagung tepatnya di Desa Bono ini.

Diketahui usaha instan seperti keripik jengkol pedas dan aneka sambal ini banyak peminatnya kareana kebutuhan konsumen di Kota Tulungagung ini cukup besar apalagi pada saat isoman mulai diberlakukan, peraturan tersebur membuat warga masyarakat yang terkena covid-19 harus mengisolasi diri, dengan keadaan badan yang tidak sehat makanan instan ini sangat diburu karena produk ini yang langsung bisa dimakan apalagi produk ini olahan sendiri dan tanpa pengawet sehingga banyak dicari oleh konsumen-konsumen. Dengan berdirinya usaha kecil menengah ini dapat menjadi solusi / preferensi bagi konsumen-konsumen saat ini.

Beberapa hari yang lalu saya telah melakukan diskusi dan wawancara dengan salah satu narasumber yang mempunyai UMKM ini yang bernama Titin Kristina yang berperan sebagai pemilik dan pengelola usaha keripik jengkol pedas dan aneka rasa sambal botol. 

Dari wawancara itu saya mendapatkan informasi -- informasi menarik terkait usaha industri ini ditengah pandemi covid-19, dari segala macam permasalahan bisnis ketika ada pandemi covid-19 sampai menemukan penanganan dan solusi untuk bisa berinovasi terkait pemasaran maupun produksi guna mengimbangi keadaan yang berubah akibat pandemi ini. Usaha ini pada awal adanya covid-19 sangatlah terkena dampak dari segi penjualan/ pemasaran maupun produksi dalam aspek pemasokan (supplier).

Dalam masalah pemasaran/ penjualan, dikarenakan produk ini selain dijual di toko milik Ibu Titin sendiri, produknya juga dititipkan pada toko-toko yang lainnya ada juga yang dititipkan di kantin-kantin sekolah, dengan adanya peraturan untuk mengurangi kerumunan dan mobilitas atau terjadinya Pemberlakuan Pembatasan Pergerakan Masyarakat (PPKM) dengan hal itu di sekolah-sekolah menutup pembelajaran tatap muka otomatis kantinnya pun juga tutup, sehingga Ibu Titin tidak dapat memasarkan produkya. 

Produk yang dititipkan ke toko-toko juga mengalami penurunan penjualan karena adanya batas pembukaan toko/tempat yang bisa menimbulkan kerumunan. Seperti halnya adanya peraturan PPKM juga berdampak pada aspek pemasokan/supplier, karena akibatnya terjadi keterlambatan/kekosonganstokpasokan  bahan baku keripik jengkol dan sambal botol.

Setelah mulai beradaptasi dengan perubahan keadaan di masa pandemi ini, Ibu Titin mulai meluncurkan inovasi-inovasi dan ide-ide yang baru untuk produknya agar tetap berkembang dan berjalan kedepannya, inovasi itu seperti penjualan produk tidak hanya dititipkan ke toko-toko ataupun toko Ibu Titin sendiri namun juga ditambah penjualan secara online seperti di platform jual beli contohnya di shopee, dengan seperti itu penjualan produk tetap berjalan sehingga pemasukan tetap ada. 

Ibu Titin mengatakan "penjualan secara online itu sangat membantu penjualannya, konsumen-konsumennya tidak hanya di lingkup daerah saya namun bisa sampai di luar kota, untuk pemasokan memang belum ada jalan keluarnya namun saya bisa berbelanja sendiri di pasar-pasarterdekat meskipun barang yang diperlukan hanya tersedia sedikit". 

Dari penjelasan narasumber kita bisa pahami jika usaha keripik jengkol dan sambal botol ini sempat mengalami masalah namun itu semua sedikit-sedikit bisa diatasi dengan membuat inovasi-inovasi baru dengan menyesuaikan keadaan dan permintaan konsumen

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun