Sebelumnya, Perpustakaan UNIKOM terletak di gedung UNIKOM yang berdiri pada tahun 2000. Setelah dipindahkan ke Gedung Smart Building di lantai 8, pihak perpustakaan melihat banyak koleksi buku dari Program Studi Sastra Jepang yang terbengkalai.Â
"Dari situ, ini bisa jadi poin juga kalau kita (antara Program Studi Sastra Jepang UNIKOM dengan Perpustakaan UNIKOM) berkerja sama, apalagi ada Jepangnya. Lalu, kami juga punya lahan yang masih kosong disana. Begitu sejarahnya" jelas Bu Ubudiyah, kepala Perpustakaan UNIKOM, sambil menunjuk kearah Japan Corner. Sehingga, koleksi-koleksi buku yang ada di Japan Corner ini merupakan milik Program Studi Sastra Jepang UNIKOM yang berintegrasi dengan pihak perpustakaan yang mana buku-buku tersebut bisa dipinjamkan kepada pemustaka.Â
Buku-buku yang menjadi koleksi Japan Corner ini sebagian besar berasal dari Japan Foundation, sehingga tak perlu diragukan lagi dengan kualitas buku yang ditawarkan disini. Karena sudah pasti buku-buku disini disusun oleh pakar-pakar yang sudah ahli dalam bidang jejepangan serta oleh para native speaker asli dari Jepang.
Selain melalui Program Studi Sastra Jepang, pihak perpustakaan juga menerima hibah koleksi buku dari Japan Foundation secara langsung tanpa perantara sebagai bentuk kerja sama antara Perpustakaan UNIKOM dengan Perpustakaan Japan Foundation. "Kita mendapat hibah buku-buku ini ketika Perpustakaan Japan Foundation mau ditutup. Jadi koleksi perpustakaannya dikurangi, dihibah-hibahkan koleksinya"Â tambah Bu Ubudiyah. Koleksi terbaru buku hibah yang diberikan kepada Perpustakaan UNIKOM diterima saat pandemi masih berlangsung (tahun 2021).
Bersamaan dengan dimulainya kerja sama antara Perpustakaan UNIKOM dengan Program Studi Sastra Jepang, pihak perpustakaan juga membuka kegiatan magang yang diperuntukkan untuk mahasiswa Sastra Jepang. Pihak perpustakaan mengaku membutuhkan kemampuan membaca tulisan bahasa Jepang para mahasiswa Sastra Jepang untuk mengolah buku-buku yang ditulis dalam bahasa Jepang secara keseluruhan.Â
"Kemudian kan, sistematika perbukuan Jepang itu kan berbeda, seperti Cina dan Korea itu agak berbeda. Untuk menentukkan tanggal, tahun, penerbit itu butuh diterjemahkan. Lalu kami transfer ilmunya. Makanya ada divisi pengolahan koleksi" tutur Bu Ubudiyah. Selain itu, karena ada kegiatan magang ini, setiap tahun mahasiswa Sastra Jepang yang melakukan magang di perpustakaan mengadakan berbagai macam event setiap tahunnya, yang mana event ini diadakan di Japan Corner dan tentunya bisa diikuti oleh khalayak umum. Beberapa event yang telah diadakan yaitu kegiatan seni melipat kertas origami, belajar membaca dan menulis huruf bahasa Jepang, dan lain sebagainya. Event-event yang diadakan disini sangat cocok bagi kalian yang tertarik untuk mempelajari bahasa dan kebudayaan Jepang.
Untuk desain sendiri, pihak Perpustakaan bekerja sama dengan beberapa orang mahasiswa dari Program Studi Desain Interior. "Projek ini datengnya dari vendor yang sepertinya berhubungan langsung dengan klien-nya sebagai konsultan desain sekaligus produsen. Nah saya dan Farouq sebagai desainer dari vendor tersebut" ujar Gelar, lulusan Program Studi Desain Interior yang mana saat ia masih menjadi mahasiswa pada tahun 2017, ia dan rekannya, Farouq, menjadi desainer dari pembuatan Japan Corner ini.
Gelar menjelaskan bahwa ia mendapatkan referensi seputar style-style berbau Jepang salah satunya berasal dari sebuah aplikasi foto, yaitu Pinterest. Setelah ia dan rekannya selesai membuat desain yang benar-benar kental dengan budaya Jepang, rupanya beberapa cetak biru tidak dapat direalisasikan dikarenakan adanya pertimbangan material dan bentuk yang disederhanakan oleh pihak vendor. "Kesimpulannya, desain yang saya buat di 3D tidak sesuai seperti apa yang ada di lapangan sekarang, Walaupun sekilas ada unsur Japanese, tapi engga Jepang banget" tambahnya.
Walaupun demikian, vibes Jepang terlihat sangat mendominasi dan terkesan sangat menonjol dibandingkan dengan beberapa sudut lain dari perpustakaan ini. Waktu yang dibutuhkan untuk membuat desain sendiri menghabiskan waktu sekitar kurang lebih selama satu minggu, dan untuk produksinya menghabiskan waktu sekitar 2-3 minggu dengan estimasi selesai secara keseluruhan adalah selama satu bulan.
Seorang mahasiswa tingkat 3 dari Program Studi Sastra Jepang yang bernama Yahya mengatakan bahwa Japan Corner menjadi salah satu tempat favoritnya di Perpustakaan UNIKOM. Ia menjadikan Japan Corner sebagai tempat favoritnya karena banyak buku sumber yang ia jadikan sebagai referensi dalam mengerjakan tugas-tugas kuliahnya.
"Japan Corner itu tempatnya nyaman, terus desain tempatnya juga udah cukup lumayan tertata, dan menurutku tempatnya bisa buat bersantai" ujarnya. Ia adalah salah satu pemustaka yang sering membaca buku koleksi di Japan Corner. Beberapa buku yang sangat membantunya adalah Shadowing Nihongo dan Dekiru Nihongo. Buku-buku ini membantunya dalam mempelajari pola bahasa, kosakata dan percakapan dalam bahasa Jepang yang ia pelajari di perkuliahan. Ia sangat menikmati apa yang sedang ia pelajari saat ini dan ia mengaku sangat terbantu dengan adanya Japan Corner ini.