Mohon tunggu...
Bunga Shaina
Bunga Shaina Mohon Tunggu... -

♥ \r\nHave a nice day all....keep smiling & always positive thinking..... ♥ ♥ ♥ \r\nhttp://bungashaina.blogspot.com/

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Semua Indah pada Waktunya (4)

2 Juni 2013   11:10 Diperbarui: 24 Juni 2015   12:39 323
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

(1990)

Setelah kematian Musyafak, toko kain Musdalifah bangkrut. Satu persatu karyawannya pergi, karena sudah berbulan-bulan mereka tidak dibayar. Musdalifah kebingungan apa yang harus dilakukan. Ada satu pesan Musyafak sebelum menghembuskan nafasnya  " Jangan kau jual toko kain milik orang tuaku...." , dan pesan itu selalu menghantuinya.

Bukan Musdalifah namanya kalau dia tidak punya akal licik. Musdalifah datang kerelasi Musyafak, seorang laki-laki keturunan India, tanpa basa-basi lagi dia menawarkan tokonya untuk disewakan. Gayung bersambut, toko Musyafak letaknya memang sangat strategis dan orang india itupun mau menyewa dengan penawaran yang tinggi pada waktu itu. " Aku tidak bersalah, aku menyewakan bukan menjual toko itu...".

Musdalifah menyewakan tokonya selama 10 tahun. Setelah mendapatkan uang yang sangat banyak, Musdalifah mengajak anaknya Lestari belanja bermacam-macam perhiasan untuk dirinya.

" Kalau kamu ingin punya banyak perhiasan, cari suami yang kaya yang bisa mencukupi hidupmu..." ucap Musdalifah saat Lestari minta dibelikan kalung baru.

Mereka juga memborong baju-baju baru, Musdalifah meminta Lestari untuk menyimpan sisa uang kontrakan ke Bank.

" Uang ini untuk hidup kita sepuluh tahun kedepan, kecuali kamu nikah dapat orang kaya dan bisa mencukupi kita... ", kata Musdalifah pada Lestari.

" Makanya jadi perempuan jangan goblok kamu itu, bisanya ngabisin uang saja. Giliran milih laki-laki golongan kere kaya Arief itu...". lanjut Musdalifah.

Kadang Lestari sangat membenci ibu angkatnya itu, dia merasa ibunya tidak benar-benar tulus menyayanginya. Sejak Musyafak meninggal Lestari memang acap kali murung, karena hanya Ayahnyalah yang bisa memahami perasaannya.

Rasa cintanya pada Arief sangat tulus, sejak kecil dia sangat kagum pada Arief. Saat disekolah teman-teman mengolok-oloknya sebagai anak pungut, Arief membelanya dan juga selalu menghiburnya saat dia menangis. Ya, Lestari memang sering menangis karena Musdalifah selalu menuntut berlebihan padanya. Musdalifah tidak mau tau, Lestari harus lebih unggul dari Amira di sekolah, saat nilai Lestari jelek dia akan dipukul oleh ibunya.

Karena itu berbagai cara dia lakukan dari mencontek, membayar teman untuk mengerjakan tugas-tugasnya sampai berbuat jahat untuk mencapai hasil yang ibunya inginkan. Arieflah yang selalu datang padanya, tempatnya mengadu dan menghiburnya agar tidak bersedih.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun