Aku mempunyai empat orang ibu dan aku merasa sangat bahagia. Tetapi aku juga sangat bingung karena tahun ini aku mendapat penghargaan sebagai kartini muda dan saat menerima penghargaan aku harus didampingi ibu. Ibu yang manakah yang harus kuajak.
***
Namaku Namira, masa kecilku kurang beruntung. Saat usiaku 2 tahun , orang tuaku bercerai, perceraian ini karena ayahku tergoda wanita lain. Mamaku meninggalkanku pada ayah, sementara mamaku pulang ke Palembang dengan adikku yang saat itu berusia 3 bulan. Aku di Jakarta hidup bersama ayah dan pembantu.
Namira kecil diasuh seorang pembantu, sedang ayahku sibuk dengan pekerjaan dan kekasih barunya. Pembantu yang merawatku kurang baik dan aku semakin hari  semakin kurus saja dan akhirnya jatuh sakit  yang lumayan parah.
Nenekku datang ke Jakarta dan sangat marah melihat keadaanku, Nenek sangat marah terlebih karena kekasih ayahku tidak memperdulikanku. Selama di RS neneklah yang merawatku.
" Harusnya perempuan itu ikut merawat anakmu, kupikir dia perduli pada anakmu juga. Aku benar-benar kecewa padamu ".
Setelah aku sembuh  Nenek membawaku pulang ke Semarang. Rumah nenek sangat besar dan nenek tinggal bersama tante Maria adik ayahku. Nenekku hanya mempunyai sepasang anak, Ayah dan tante Maria. Ayah kawin muda dan mendapatkan pekerjaan yang mapan di Jakarta. Nenekku masih muda bersusia 46 tahun saat mempunyai cucu.
Nenek adalah seorang janda yang hanya mengandalkan pensiunan suaminya. Beruntunglah tante Maria mempunyai pekerjaan dan penghasilan yang lumayan  banyak membantu nenek dan aku.Ayahku rupanya telah melupakanku setelah menikah lagi.
Saat  usiaku 4 tahun, tante Maria menikah dan kemudian mengapdosiku sebagai anaknya. Akupun secara hukum Negara syah menjadi anaknya. Aku memanggil tante Maria , Bunda.
Bunda Maria adalah ibuku yang pertama, Bunda yang memenuhi segala kebutuhan finansialku. Semua kebutuhanku terpenuhi, aku bahkan sering sekali mendapatkan hadiah karna prestasiku di sekolah. Aku mempunyai 2 orang adik kembar dari bundaku.
Usiaku 10 tahun, ketika bunda Maria dimutasi ke Jakarta karena prestasinya yang sangat bagus. Nenek menolak untuk ikut diboyong ke Jakarta dengan alasan rumah besar akan kosong tanpa penghuni nantinya.