" Kakak, ada apa ?" , kulihat bapak mertuaku sedang sholat tahajud dan Alfin sendirian.
Alfin terdiam, memelukku dan kuusap air matanya. Alfin tertidur dipangkuanku. Keesokan harinya saat sarapan, Alfin bercerita tentang mimpinya semalam.
" Nenek, semalam aku bermimpi ketemu ibu, ibu memakai baju hijau sangat cantik. Ibu hanya melihatku belajar dan hanya tersenyum saja ...", Kugenggam tangan Alfin dan kulihat ibu mertuaku meneteskan airmata.
Selama ini aku jarang berada dirumah, dan jarang sekali menemani kedua anakku. Ternyata Cindy sangat usil pada kakaknya. Saat ini Alfin sedang belajar untuk ujian tryout dan Cindy menyobek kertas soal-soal kakanya, jadilah perang yang sangat ramai. Alfin dan Cindy sama-sama tidak mau mengalah. Aku benar-benar kewalahan menghadapi mereka, tanpa sadar kucubit  pelan Cindy. Cindypun teriak-teriak memanggil - manggil ibunya. Hatikupun hancur mendengar tangisan itu.
Suatu hari, Cindy bertanya pada neneknya.
" Nenek, kapan ibuku pulang. Aku kangen ibu....".
" Nanti, kalau Cindy sudah besar, ibumu akan pulang ," jawab ibu mertuaku pelan, sambil menyisir rambut panjang Cindy.
" Asyiik... asyiik.... asyiikk.. asyiikk, ibuku besok pulang... ", Cindy berteriak sambil berjoget-joget senang.
Sekali lagi, hatiku bagaikan teriris pisau, begitu perih, cobaan ini begitu beratnya.
***
Hari ini adalah 40 hari meninggalnya Aisha, aku berdoa disisi makamnya yang masih basah. Selamat jalan istriku tercinta.
