Mohon tunggu...
Bunga Shaina
Bunga Shaina Mohon Tunggu... -

♥ \r\nHave a nice day all....keep smiling & always positive thinking..... ♥ ♥ ♥ \r\nhttp://bungashaina.blogspot.com/

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Perempuan Keji (1)

19 Maret 2012   17:09 Diperbarui: 25 Juni 2015   07:45 1090
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kisah ini hanyalah sebuah gambaran dalam kehidupan yang mungkin saja akan kita alami. Apabila kita menabur benih maka suatu saat kita akan memetik buahnya, apabila kita menanam kejahatan suatu saat akan terkena karmanya....

***

Nenek tua itu duduk diserambi rumahnya, rumah petak kecil, tepatnya sebuah gubuk reyot yang sudah tidak layak disebut rumah. Dia hanya ditemani seekor kucing.

Mata nenek itu sudah lima tahun  ini buta, jalannya tertatih memakai tongkat. Tetapi kalau kita liat lebih seksama nenek itu keliatan masih sehat. Orang desa itu memangilnya nenek kinkin, karena nenek itu hidup sendirian dan hanya ditemani seekor kucing yang selalu diberinya nama kinkin.

Anak-anak kecil diseluruh desa sangat takut dengan nenek Kinkin, hanya mendengar namanya saja mereka bisa berlari ketakutan, nenek Kinkin seperti nenek sihir saja layaknya.

Nenek Kinkin hidup dari belas kasihan penduduk desa itu. Setiap hari penduduk desalah yang memberinya makan. Semua atas kesepakatan bersama warga desa, karena nenek Kinkin sudah lama ditinggalkan keluarganya. Nenek Kinkin sekarang hidup sebatang kara.

Usia nenek Kinkin sekitar 60 tahun, tetapi seperti 70 tahun saja, sangat kurus,  dengan badan yang tidak terurus saja kita akan tau apabila melihat dengan seksama kalau nenek Kinkin dulunya sangat mempesona. Gurat kecantikannya masih bisa terlihat, juga sorot tajam matanya memperlihatkan dia seorang perempuan yang punya ambisi kuat, seorang perempuan yang cantik dengan tatapan tajam.

Ketika datang pertama kali ketempat ini, Aku sempat heran , sepertinya nenek Kinkin dikucilkan penduduk desa itu. Aku sangat penasaran, setiap aku kerja selalu melewati rumahnya dan setiap kali aku selalu berhenti dan ingin menyapanya.

" Pagi nenek, numpang lewat ya.... " sapaku padanya.

Dan seperti biasa tidak ada jawaban ataupun tanggapan dari nenek Kinkin. Sepertinya dia sibuk bicara dengan kucingnya yang ada di pangkuan nenek tua itu. Entah apa yang diucapkannya, tetapi terlihat kalau nenek Kinkin sedang bicara sambil membelai bulu  kucingnya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun