Mohon tunggu...
Bunga Shaina
Bunga Shaina Mohon Tunggu... -

♥ \r\nHave a nice day all....keep smiling & always positive thinking..... ♥ ♥ ♥ \r\nhttp://bungashaina.blogspot.com/

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Buah Kesabaran

17 Desember 2011   17:32 Diperbarui: 25 Juni 2015   22:07 827
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Namanya Dewi , usianya 35 tahun, cantik , ramah juga sangat pintar. Tidak ada yang mengira kalau dia menyimpan beban yang sangat dalam. Dewi adalah sulung dari 6 bersaudara, 5 orang wanita dan 1 orang laki-laki. Ketika Dewi duduk di kelas tiga SMP , Ayahandanya meninggal dunia. Sang Ayah hanya meninggalkan gaji yang tidak seberapa tiap bulannya, sedangkan Ibu kini harus membanting tulang menghidupi ke 6 orang anaknya. Si bungsupun baru berusia 2 bulan.

Dewi sangat marah ketika Tuhan dengan tiba-tiba memangil Ayahnya untuk berpulang. Ayah bahkan tidak berpesan apa-apa padanya. Kehidupannya sangat berubah dratis, Dia harus membantu Ibunya membanting tulang untuk mencari uang tambahan, agar Dia dan adik-adiknya bisa terus bersekolah.

Dewi tumbuh sebagai gadis pencetak uang, yang ada di otaknya adalah bagaimana membagi waktu sebaik-baiknya agar bisa bersekolah dan bekerja mencari uang tambahan  sebanyak mungkin, agar adik-adiknya tidak kelaparan. Dewi remaja menutup diri dari pergaulan, sebagai pelajar SMU , Dewi sudah mempunyai pengahasilan yang lumayan.

Selepas SMU, Dewi semakin gencar mencari uang. Adik-adinya harus sekolah, harus makan dengan teratur setiap harinya.  Dia tidak pernah memperdulikan dirinya.  Juga ketika seorang pria mengatakan jatuh hati padanya , Dewi hanya menekan rasa cinta itu. Arief mencintai Dewi dengan sepenuh hati, tetapi Dewi tidak pernah mempedulikan cintanya dan Ariefpun menyerah.

Setiap malam, Ibu selalu mendekati Dewi, membelai rambutnya, memijit kakinya dan selalu membisikkan kata, " Ibu bangga padamu, kamu harus sabar ya Nak , Ibu meminta maaf padamu karena Ibu hanya bisa membebanimu..."

Saat si bungsu berumur 10 tahun, Ibupun berpulang. Lengkaplah sudah tanggungjawab Dewi, sekarang dia menjadi ibu juga ayah bagi adik-adiknya. Sudah tidak ada lagi air mata yang tersisa, Dewipun hanya berpesan pada adik-adiknya untuk selalu sabar menghadapi cobaan hidup ini.

Saat ini kehidupan Dewi dan keluarganya bisa dibilang sangat mapan, hasil ketekunan Dewi membawa hasil yang sangat memuaskan.  Adik-adiknya bisa mengenyam bangku kuliah, seperti harapannya.

Besok, Dewi akan menikahkan adiknya yang ke 4 . Melati  sudah menyesaikan kuliahnya sebagai Bidan, setelah diangakat menjadi Pegawai Negri diapun memutuskan untuk menikah. Air mata Melati sangat deras mengalir, Dia sangat sedih ketika meminta ijin   kakanya yang sekaligus menjadi orang tuanya untuk menikah terlebih dahulu, lagi-lagi Dewi mengijinkannya malah dia berujar pada adinya , " Aku sangat bahagia, kamu telah menemukan jodoh lelaki yang sangat baik..."

Beban dipundak dewi semakin berkurang, kini tinggal 2 orang adiknya yang masih perlu dia bimbing.   Rizal yang baru saja tamat Kuliah dan Bunga si bungsu yang saat ini kelas 3 SMU.

*******

Dewi tidak menyangka kalau kliennya kali ini adalah teman lamanya Arief. Seorang pria yang pernah mengetarkan hatinya, seorang pria yang menyatakan cinta padanya  20 tahun yang lalu. Arief saat ini adalah seorang duda yang  juga seorang pengusaha.  Istri Arief meninggal saat melahirkan putri mereka, Alia yang saat ini berusia 5 tahun.

Pertemuan itu membawa mereka ke masa lalu, cinta pertama. Kesabaran Dewi, ternyata berbuah sangat manis, Dewi dipertemukan dengan cintanya. Kalau sudah jodoh memang takkan lari kemana, Dewi tersenyum mengangguk ketika 8 bulan kemudian Arief melamarnya. Maskawin yang ditawarkan adalah menunaikan ibadah haji bersama.

Ke 5 orang adik-adik Dewi memeluk erat kakanya, ketika Dewi mengutarakan akan menikah dengan Arieef. Air mata bahagialah yang mereka tumpahkan untuk kakak yang sangat mereka banggakan dan sangat mereka cintai.

Kesabaran itu membawa bahagia ....

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun