Di sini saya hanya menyampaikan tentang pendapat saya mengenai " Bullying ". Mungkin memang sudah tidak asing lagi kata tersebut di telinga masyarakat.Â
Terlebih lagi pada masa-masa remaja, masa remaja adalah masa di mana proses pertumbuhan diri serta mental yang semula anak-anak menjadi dewasa.Â
Kita adalah makhluk ciptaan Tuhan, yang tidak memiliki banyak kesempurnaan. Semua manusia pasti memiliki kadar kelebihan serta kekurangan masing-masing.
Di dunia pendidikan, terutama di lingkungan sekolah. Banyak sekali anak-anak yang mengatasnamakan " bullying " sebagai bentuk lelucon atau lucu-lucuan. Tetapi, apakah mereka sadar bahwa itu akan membunuh mental orang yang mereka juluki? Tidak semua orang memiliki fisik serta mental yang kuat, ada beberapa dari kita yang terlihat "baik-baik saja."Â
Padahal, ada rasa rapuh yang ditanggungnya. Bahkan tak jarang, orang yang dijuluki atau dikata-katai oleh teman-temannya akan merasa bahwa ia tidak pantas lagi untuk hidup.Â
Karena dirinya percaya bahwa apa yang teman-temannya katakan itu sesuai dengan apa yang ada di dirinya. Oleh karena itu, tak jarang sekali mereka---yang merasa bahwa hidupnya tak berguna, akan mencoba segala cara agar dirinya tak hidup.---
Apakah ada yang tahu bahwa orang yang kalian juluki itu menerima lelucon kalian ? Tidak, kan? Lalu jika suatu hari kalian mendapatkan kabar bahwa orang yang kalian jadikan bahan lucu-lucuan, ternyata merenggang nyawa dengan cara membunuh dirinya sendiri, apakah kalian akan tanggung jawab dengan hal tersebut? Tidak, kan?Â
Bullying itu bersifat mematikan mental seseorang. Ditambah lagi, kalau orang tersebut ternyata miliki seorang 'teman dari dunia lain.' Mereka akan selalu menjadi teman baik, si korban yang kena bullying dan akhirnya ia mengikuti cara Teman nya juga yang mana mengakhiri hidupnya.
Namun, ada juga ternyata seseorang yang dahulunya pernah memiliki kisah kelam di masa SMP-nya. Ia menjadi bahan tertawa para teman-temannya, bahkan mereka sampai memberikan nama panggilan baru untuk gadis itu. Mereka memanggil gadis tersebut, Tyrex hanya karena gadis itu merupakan salah satu pindahan Dari sekolah lain? Lucu, kan?Â
Iya. Menurut mereka---yang memberikan nama julukan itu lucu--- tetapi, bagaimana dengan gadis itu? Tak ada yang tahu bahwa ia hampir saja berpikir bahwa kematian adalah jalan terakhirnya. Karena terlalu banyak tekanan yang dijalaninya, namun tak ada orang yang mengerti. Hingga suatu ketika kisah kelamnya, ia angkat menjadi sebuah karya. Menurut nya, masa lalunya adalah pelajaran yang dapat diambil hikmah oleh orang lain bahwa "Bullying" itu berbahaya.
Jadi, untuk siapa pun kalian yang masih menggunakan kekurangan orang lain untuk sekedar bahan lucu-lucuan atau hanya lelucon belaka. Mari, renungkan dan posisikan diri kalian sebagai si objek yang kalian juluki. Â
Bagaimana rasanya? Lalu jika suatu saat nanti si objek yang kalian juluki ternyata mampu mengangkat nama kalian sebagai karya, percayalah itu bukan bentuk pembalasan dendam. Itu hanya ungkapkan rasa sakit yang ia miliki selama menjadi bahan tertawa kalian.
Sekian, selamat malam.
Terima kasih sudah meluangkan waktunya untuk membaca tulisan saya.
Salam,
Bunga SA.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H