Mohon tunggu...
Bunga Rohma
Bunga Rohma Mohon Tunggu... Mahasiswa - mahasiswa

saya lahir di Sidoarjo dan saya sekarang lagi kuliah di salah satu Universitas di Jawa Timur yaitu Universitas Airlangga.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud Pilihan

Menulusuri Jejak Ekonomi Kota Denpasar Bali, dari Masa Kerajaan hingga Era Modern

10 Juli 2024   07:50 Diperbarui: 10 Juli 2024   12:11 78
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Pemerintah kota secara konsisten berupaya mengembangkan Denpasar sebagai kota pariwisata. Program revitalisasi pasar-pasar tradisional seperti Pasar Badung, Kumbasari, Sindhu dan Intaran dilakukan untuk menarik minat wisatawan. Konsep "4P+1M" (Pura, Puri, Pasar, Pantai dan Museum) diusung untuk mempromosikan daya tarik wisata kota (Putra & Paturusi, 2017).

Terlepas dari terpaan pandemi Covid-19 yang sempat mempurukkan perekonomian, pariwisata tetap menjadi andalan utama Denpasar (Kasih, 2023). Pemulihan ekonomi kota saat ini difokuskan pada revitalisasi sektor ini dengan tetap menjaga kelestarian budaya dan lingkungan. Konsep "Kota Kreatif Berwawasan Budaya" diusung untuk menyeimbangkan pembangunan ekonomi dengan pelesatarian warisan budaya (Putra, 2012).

Selain pariwisata, sektor ekonomi kreatif juga mendapat perhatian khusus di era modern ini. Potensi seni, kerajinan dan kuliner khas Bali digali dan dikembangkan untuk meningkatkan perekonomian kota dan kesejahteraan masyarakat. Pemerintah kota memfasilitasi program-program untuk mendorong tumbuhnya industri kreatif di Denpasar. 

Di tengah derasnya arus modernisasi, warisan ekonomi dari masa kerajaan seperti Pasar Badung, tradisi berdagang dan pelayaran tetap dipertahankan dan direvitalisasi. Hal ini mencerminkan bahwa Denpasar tak melupakan akar sejarah dan budayanya dalam menghadapi perkembangan ekonomi modern saat ini.

Warisan Ekonomi

Denpasar menyimpan kekayaan warisan ekonomi dari masa kerajaan yang hingga kini masih mewarnai dan memberikan identitas tersendiri bagi perekonomian kota di era modern. Keberadaan Pasar Badung dan Pasar Kumbasari yang telah beroperasi selama 24 jam sejak jaman kerajaan Badung dan Mengwi menjadi mercusuar aktivitas perdagangan rakyat Denpasar. 

Meski telah direvitalisasi berkali-kali, eksistensi pasar tradisional rakyat ini tetap kukuh sebagai living heritage ekonomi kerakyatan. Di sekitar kawasan pasar, masih dapat ditemui permukiman dan perkampungan pedagang warisan dari masa kolonial yang mencirikan aktivitas ekonomi rakyat Denpasar pada masa lampau. 

Selain itu, warisan ekonomi maritim turut memberi warna pada Denpasar modern. Letak strategis di wilayah selatan Bali sejak dulu menjadikan kota ini sebagai pusat aktivitas pelayaran dan perdagangan melalui laut. Pelabuhan Benoa yang telah ada sejak masa kerajaan hingga kini masih berfungsi sebagai pintu gerbang bagi kegiatan maritim dan pariwisata bahari. 

Tradisi masyarakat pesisir Denpasar dalam kegiatan pelayaran dan perdagangan maritim pun berkelanjutan hingga masa kini. Meskipun tidak sedominan dulu, sektor pertanian dan aktivitas agraris masih menjadi bagian dari perekonomian Denpasar. Lahan-lahan pertanian di beberapa wilayah seperti Sesetan, Pedungan dan Kesiman dipertahankan untuk memproduksi padi, sayuran dan buah-buahan guna memasok kebutuhan kota.

Warisan ekonomi kreatif rakyat juga turut memberi corak pada Denpasar modern. Kerajinan dan industri rumahan seperti tenun, anyaman, dan keramik masih berkembang dengan baik hingga kini. Beberapa sentra kerajinan rakyat seperti di Sanur dan Sidakarya tetap eksis dan menjadi kekuatan ekonomi kreatif asli Kota Denpasar. 

Tidak hanya itu, Denpasar juga kaya akan peninggalan sejarah berupa warisan budaya seperti Museum Bali, Pura Maospahit, Pura Belanjong, Puri Pemecutan, Puri Jero Kuta, Art Centre Denpasar dan Monumen Bajra Sandhi yang semuanya mampu menarik minat wisatawan. Promosi konsep "4P+1M" (Pura, Puri, Pasar, Pantai dan Museum) pun digalakkan untuk mempromosikan daya tarik warisan budaya Denpasar sebagai destinasi wisata sejarah dan budaya.  

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun