Mohon tunggu...
Bungaran Kry
Bungaran Kry Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa UKI

Membaca dan analisis

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Dampak Kabinet Prabowo - Gibran dalam Konteks Pembangunan Daerah

30 Oktober 2024   23:22 Diperbarui: 30 Oktober 2024   23:25 95
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ruang Kelas. Sumber Ilustrasi: PAXELS

Kabinet gemuk Prabowo-Gibran periode 2024-2029 yang terdiri dari 48 menteri dan 5 kepala badan serta 56 orang yang mengisi posisi wakil menteri. Telah resmi di umumkan oleh presiden Prabowo Subianto di istana kepresidenan,Jakarta, Minggu (20/10/2024).  

Kabinet Gemuk Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming Raka menunjukan komposisi pemerintahan yang beragam, dengan harapan mampu mendorong pembangunan daerah secara lebih efektif Dalam hal ini, kabinet ini diharapkan dapat membawa perubahan signifikan dalam pengelolaan sumber daya, kebijakan, dan pelaksanaan program-program pembangunan daerah. Walaupun diharapkan membawa dampak positif adapun juga  potensi negatif yang dapat terjadi dalam kabinet gemuk ini. 

Dampak utama kabinet ini dalam konteks pembangunan daerah adalah adanya potensi tumpang tindih dalam pembuatan kebijakan hal ini dapat terjadi karena banyaknya jumlah kementerian dan lembaga. Tumpang tindih kebijakan kementerian terhadap daerah dapat terjadi ketika dua atau lebih kementerian mengeluarkan kebijakan yang memiliki tujuan atau implementasi yang sama, namun tidak terkoordinasi dengan baik. Hal ini dapat berakibat penggunaan sumber daya yang tidak efisien dan terjadinya kebingungan di tingkat daerah.

Dengan jumlah anggota kabinet yang besar, proses pengambilan keputusan bisa menjadi lebih lambat dan kompleks. Hal ini dapat menyebabkan birokratisasi yang berlebihan, menghambat implementasi kebijakan pembangunan daerah.

Adapun juga terjadinya pengendalian pusat yang kuat akibat banyaknya jumlah kementerian dan lembaga sehingga kebijakan yang dipusat dapat mengabaikan konteks lokal, dan juga pemerintah daerah tidak mampu mengadaptasi program sesuai dengan kebutuhan spesifik mereka.

Tumpang tindih kebijakan pada kabinet Prabowo Gibran dapat mengakibatkan pemborosan sumber daya dan menurunkan efektivitas program pembangunan.   Penting untuk memperkuat mekanisme koordinasi antar kementerian untuk memastikan bahwa langkah-langkah yang dilaksanakan saling mendukung dan memberikan manfaat maksimal bagi masyarakat.   Upaya untuk mengintegrasikan kebijakan dan program di tingkat pusat dan daerah akan sangat penting untuk mencapai tujuan pembangunan secara lebih efektif dan efisien.  

 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun