Seiring berjalannya waktu, Bu Siti tidak hanya mengatasi keterbatasan matematikanya, tetapi juga menggunakan pengalaman hidupnya sebagai alat untuk menginspirasi murid-muridnya. Ia percaya bahwa matematika bukanlah sesuatu yang menakutkan, melainkan sebuah alat yang dapat merubah hidup. Dengan kesabaran dan ketekunan, Bu Siti membuktikan bahwa tidak ada yang tidak mungkin jika kita berusaha dengan sungguh-sungguh. "Ternyata setelah saya mulai memahami matematika, keterampilan lain pun mengikuti. Saya yang tadinya susah untuk memulai pembicaraan dan maju ke depan untuk presentasi, setelah bisa memahami dasar dari matematika akhirnya merasa lebih percaya diri. Matematika benar-benar membantu kehidupan saya," ujarnya sambil tersenyum.
Kini, sebagai seorang guru matematika di SMPN 1 Tanjungsari dan juga mengajar di sebuah bimbingan belajar, Bu Siti terus menginspirasi semua anak muridnya. "Saya ingin anak-anak tahu bahwa mereka bisa mengatasi kesulitan apapun, seperti yang saya alami dulu. Matematika bukanlah musuh, tapi sahabat yang bisa membantu mereka meraih masa depan yang lebih baik," tambahnya.
Seperti benih yang tumbuh di tanah tandus, tekad dan semangat Bu Siti tumbuh dan bersemi, menembus keterbatasan dan kesulitan yang menghadang. Ia telah membuktikan bahwa meskipun awalnya kita merasa terjatuh ke dalam jurang ketidakmampuan, dengan usaha dan ketekunan, kita dapat membangun jembatan yang membawa kita menuju puncak harapan dan masa depan yang lebih cerah. Dengan semangat dan ketulusan, Bu Siti terus menyalakan api inspirasi di hati murid-muridnya, memastikan bahwa mereka juga dapat menemukan jalan mereka sendiri menuju kesuksesan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H