Mohon tunggu...
Bunga Putri
Bunga Putri Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

MAHASISWA UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Sholat Terus Maksiat Jalan

6 November 2023   22:30 Diperbarui: 6 November 2023   22:36 209
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Di antara sebagian Muslim mungkin pernah berada dalam kondisi di mana dia selalu menjalankan ibadah, tetapi di sisi lain juga tetap melakukan maksiat.

Umumnya jika seseorang rajin shalat maka dirinya akan berusaha untuk menghindari sifat-sifat maksiat. Sayangnya, Tidak jarang fenomena seseorang telah melakukan shalat secara rutin, namun ia tetap berperilaku maksiat.

Imam Ibnu Hajar Al-Haitami dalam kitab Az-Zawajir an Iqtiraf Al-Kabair menjelaskan, orang yang menampakkan keshalihannya (baik itu mengerjakan sholat, puasa, dan zakat) namun masih mengerjakan hal-hal yang dilarang Allah SWT diganjar dosa. Maksiat yang dilakukan orang yang rajin sholat itu merupakan pertanda runtuhnya ketakwaan dan rasa takutnya kepada Allah SWT.

Dalam kaitannya dengan hal tersebut, Ustad Adi Hidayat dalam ceramahnya yang dilansir dari akun youtube-nya menjelaskan bahwa hal itu merupakan hal lumrah, namun dia menekankan kepada seluruh umat muslim untuk tidak berhenti bertaubat setelah melakukan maksiat. 

"Jadi rumus tobat itu pada saat salah jangan ditunda segara tobat saat itu juga. Salah (maksiat) sore, ba'da ashar (langsung tobat), jangan tunggu malam sambil tahajud, boleh jadi maghrib meninggal, karena maut datang lebih cepat dari apa yang tidak diduga," kata pria yang berakronim UAH itu.

Ditegaskan oleh UAH, jangan pernah lelah bertaubat sampai rasa ingin berbuat maksiat itu hilang. Dia pun menegaskan bahwa Allah sangat menyayangi hambanya dan selalu membuka pintu bagi hambanya yang mau bertobat.

"Karena itu jangan putus asa dari tobat. Kalau sekarang makasiat terus tobat lagi, terus tobat terus, sampai ha: anda merasa lelah dan mulai kemudian tunduk untuk bertaubat kepada Allah SWT. Jangan putus asa dari tobat," ujarnya. 

Diterangkan UAH, tak jarang dalam satu waktu seseorang ada pada kondisi dimana dalam pikirannya terlintas untuk tobat tetapi takut tidak diterima. UAH mengatakan kondisi itu justru merupakan hidayah dari Allah untuk kita segera bertobat.

"Biasanya ada tersirat dalam pikiran kita, dalam jiwa kita, 'aduh diterima gak kalau tobat, masih bisa kembali gak?'. Kalau ada kalimat tersirat itu, itu hidayah dari Allah," terangnya. 

"Rumus Qur'an cepat ambil. Kata Allah hambaku ini rahmatku cepat ambil, sujud. Tangisi dosa itu, kalau belum bisa menangis, nangis lagi, nangis lagi, tangisi diri kita yang belum bisa menangis sampai ha:nya lunak, berusaha terus sampai kita merasakan ketenangan dalam tobat," sambungnya. 

Ditegaskan UAH bahwasannya allah itu lebih mencintai pelaku maksiat yang mau bertaubat ke:mbang orang sholeh yang tidak pernah merasa salah.

"Dari situlah kemudian muncul ungkapan. Allah sangat mencintai pelaku maksiat yang mau bertaubat dibandingkan orang soleh rajin ibadah yang tidak pernah merasa salah," tukasnya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun