Buncah, rasanya tenggorokanku tercekat
Mengingat janji manis yang kita buat
Semua kenangan yang melekat
Diriku bagai badut dalam akrobat
Kamu dan aku, kasihku...
Berjalan bersama melepas rindu
Namun, duka, sara, lara seakan ingin menghabiskan
Terbakar habis dalam genggam kebimbangan
Apa gunanya do'a yang selalu aku langitkan?
Aku akan hidup sampai kapan?
Jika esok aku terbunuh dengan luka cabikan
Segala kotor, kumuh, dan menyedihkan
Membakar kisah asmara kita yang tinggal angan
Bahkan ketika nafasmu diambil Tuhan
Aku masih mencari jawaban atas semua pertanyaan
Kenapa aku selalu ditinggalkan?Â
Semua benci dan amarah ini mengusikku sepanjang hari
Tercatat dalam kegelisahan abadi, yang aku bawa mati.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H