Mohon tunggu...
Bung Amas
Bung Amas Mohon Tunggu... Jurnalis - Kolektor

Pernah kuliah di Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Unsrat Manado

Selanjutnya

Tutup

Politik

Jokowi Perlu Belajar dari HRS

3 Februari 2021   11:01 Diperbarui: 3 Februari 2021   17:07 575
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Habib Rizieq Shihab (Foto Rmol.id)

Dukungan terhadap HRS tak putus-putusnya. Termasuk simpatiku terhadap beliau yang berani bicara soal hal-hal kebenaran. Berani mengkritik. Di era ini memang sukar lagi ditemukan orang-orang pemberani. Kebanyakan kita mau mencari aman. Meski Negara telah terancam kebangrutan, semua pada diam membisu.

Singkatnya, sosok HRS memberi inspirasi. Rakyat tidak boleh takluk pada arogansi penguasa. Memang aspek penegakan hukum kita, apapun kekuatan kita rakyat bila face to face dengan pemerintah. Rakyat pastilah kalah. Pemerintah punya kuasa mengendalikan semua sistem.

Hanya pemerintah yang akal sehatnya tumbuh yang tidak membela hal-hal salah. Bagi pemimpin yang sakit mental, yang utama adalah dirinya dan gerbong politiknya aman. Semua yang berafiliasi dan teridentifikasi musuh politiknya akan ditumpas. Diserang dalam berbagai penjuru agar lemah. Selemah mungkin.

Pemimpin yang sakit mental memang rakus. Tipikal seperti itulah yang dinamakan orang-orang post power syndrome. Mereka mengidap penyakit linglung, khawatir dan cemas dalam hidupnya setelah melepas jabatan yang dibangga-banggakan itu. Bisa jadi, takut aib korupsinya diusut pemerintahan selanjutnya.

Takut kehilangan kewibawaan. Juga takut kesombongannya itu dihancurkan, direndahkan pemimpin selanjutnya. Yakinlah, Allah SWT menyediakan tempat yang mulia bagi HRS di dunia ini. Jabatan publik hanyalah sementara, yang utama itu nama baik. Trust dan integritas lebih dari segalanya.

Apa gunanya menjadi Presiden, jika rakyat sudah kehilangan kepercayaan terhadapnya. Rasanya kekuasaan yang dipegang itu, tidak bermanfaat seluas-luasnya. Ketahuilah hanya Allah SWT yang mahaperkasa.

Al-qur'an Surat Al-Yatsiya, ayat 5 menjelaskan. Dan pada pergantian malam dan siang dan hujan yang diturunkan Allah dari langit, lalu dengan (air hujan) itu dihidupkan-Nya bumi setelah mati (kering); dan pada perkisaran angin terdapat pula tanda-tanda (kebesaran Allah) bagi kaum yang mengerti.

Setidaknya, uraian Firman Allah SWT tersebut mengingatkan kita soal roda kehidupan. Waktu tidak statis, melainkan bergerak terus. Sifat kekuasaan pun begitu adanya. Tidak akan kekal, hari ini Presiden Jokowi memerintah besok lusa, tahun-tahun akan datang Jokowi menjadi rakyat biasa.

Kekuasaan yang digenggam sekarang menjadi peluang untuknya beramal ibadah. Berbuat baik kepada rakyat agar dikenang dan didoakan untuk kebaikan. Maknailah jabatan sebagai ladang menanam bibit kebaikan. Jangan sombong, jangan jahati rakyat. Jangan ikut-ikutan misi para cukong kapitalis itu.

Ambil pelajaran yang bermanfaat dari sikap kritis dan jujur yang ditunjukkan HRS. Dalam perkiraanku, ketika purnatugas Jokowi akan berbeda kelasnya dengan seorang HRS. Pengikut militant, jamaah dan orang-orang yang simpati terhadap HRS akan selalu loyal menghiburnya. Sedangkan Jokowi, akan sulit merasakan itu.

Sekedar kilas balik. Di Indonesia ini tidak sedikit orang-orang hebat dan sukses itu pernah di penjara. Mereka dibatasi kebebasan fisiknya, malah pikirannya tak mampu dipenjarakan. Dari pikiran-pikiran besar mereka membangkitkan 'pemberontakan'. Melahirkan pencerahan dan menginspirasi orang lain.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun