Olly Dondokambey, SE yang juga Gubernur Provinsi Sulawesi Utara (Sulut) periode 2016-2020 kini mendapat rival sepadan dalam melanjutkan karir politiknya yang cemerlang. Pasalnya, di kontestasi Pemilihan Gubernur (Pilgub), Rabu 9 Desember 2020, OD begitu Olly akrab disebut diperhadapkan dengan Bupati Minahasa Selatan (Minsel) 2 periode. Dialah Dr. Christiany Eugenia Paruntu, SE.,MA.
Potret politisi sederhana,Tidak gentar tentu OD sebagai politisi senior. Yang ruang gerak dan kiprahnya gemilang di tingkat nasional, karena beberapa periode menjadi Bendahara Umum Dewan Pimpinan Pusat (DPP) Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI-P). Disisi lain, lawan tanding OD kali ini bukan ''abal-abal''. Melainkan politisi senior, perempuan petarung.
Gubernur Sulawesi Utara ke-12 itu seperti dipertaruhkan harga dirinya secara politik. sebab berposisi sebagai petahana, sementara Tetty Paruntu, begitu Christiany Paruntu akrab disapa merupakan penantang yang kaya akan pengalaman bertarung. Bagaimana pun tidak mudah CEP menjadi Bupati 2 periode. Pengalamannya itu pasti dikurasnya untuk kepentingan kompetisi di Pilgub Sulut kali ini. Belum lagi, perempuan kelahiran Manado, 25 September 1967 tersebut adalah Ketua Dewan Pimpinan Daerah (DPD) Partai Golkar Provinsi Sulawesi Utara.
Tetty merupakan wajah, miniatur atau 'tampak depan' dari Partai Golkar itu sendiri. Sehingga perang total untuk merebut kursi Gubernur Sulut akan mati-matian dilakukan Partai Golkar. Tidak mudah politisi perempuan vokal, santun dan visioner ini dikalahkan OD. Hal itu, tentu membuat OD selaku incumbent mesti berfikir keras. Selain harus solid, OD butuh hitung-hitungan matang, terorganisir, sistematik, dan energi yang cukup kuat.
Diprediksikan kali ini OD bersama pasangan calon Wakil Gubernur Drs. Steven Kandouw tidak bisa menyia-nyiakan waktu untuk konsolidasi, tatap muka bersama masyarakat. Jika, lebih banyak diam, mengharapkan kerja partai politik pengusung saja dan relawan, maka ancaman kekalahan ODSK bisa datang. Selain itu, hadirnya Sehan Salim Landjar, SH, yang mendampingi CEP menambah segmentasi suara mereka. Dan ini harus menjadi pemicu OD untuk bekerja lebih ekstra. Lawan sepadan OD, bukan VAP, melainkan CEP-Sehan.
Dr. Christiany Eugenia Paruntu, SE.,MA, yang Ketua DPD Partai Golkar Provinsi Sulawesi Utara 2 periode ini menjadi Bupati Minsel sejak Bupati periode 2019-2015 dan sampai sekarang. CEP diperkuat lagi dengan Sehan Salim Landjar (SSL), yang merupakan Bupati Bolaang Mongodow Timur (Boltim) 2 periode. Tentu menyatunya kekuatan CEP-Sehan tak bisa dipandang remeh. Selain itu, euforia massa pendukung masing-masing paslon, ODSK dan CEP-Sehan penting dijadikan penanda dalam membaca peta kekuatan dukungan secara terang-benderang.
Dalam berbagai momentum politik, sangat sedikit petahana itu kalah. Walau begitu, fakta tersebut tidak harus membuat petahana jumawa dan berdiam diri. Apalagi mendengarkan begitu saja laporan-laporan pendukung, lalu tidak turun mengkonfrontir kekuatan nyata di lapangan. Indikasi keberpihakan Kepala-Kepala Daerah di Kabupaten/Kota yang ada di Sulawesi Utara juga penting dianalisis. Bahwa ada kekuatan tambal sulam. Bisa menambah dan mengurangi suara masing-masing pasangan calon.
Suara persebaran dukungan memang tidak merata. Namun, dari kedua kandidat Gubernur Sulawesi Utara ini hamper dipastikan memiliki basis pendukung militant di tiap wilayah Kabupaten/Kota. Terlebih jika kita membaca postur koalisi partai politik. semua partai pendukung atau pengusung memiliki kadernya di DPRD, baik Provinsi maupun Kabupaten/Kota. Itulah resources kandidat masing-masing yang riil. Kekuatan pemilih spontan (top of mind) akan menjadi sasaran dari tiap calon Gubernur untuk digarap. Â
Politisi perempuan santun ini merupakan anak dari mantan Rektor Universitas Sam Ratulangi Manado, Jopie Paruntu dan politikus Jenny Y. Tumbuan, tentu Tetty memiliki modal sosial yang kuat. Kepercayaan publik terhadapnya juga tak boleh diabaikan. Pihak-pihak yang mengenal kebaikan orang tuanya, tentu menjadi modal strategis bagi Tetty dalam konteks elektoral.
Seperti itu pula OD, yang merupakan politisi senior dan beberapa periode menjadi Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia (DPR RI). Pria yang sejak menjadi wakil rakyat di Senayan mengambil Provinsi Sulawesi Utara sebagai Daerah Pemilihannya itu, sudah pasti punya jasa besar membangun daerah ini. Itu sebabnya, power OD dan trustnya di tengah masyarakat Sulawesi Utara masih melekat kuat. Tak semudah itu, masyarakat di Nyiur Melambay melupakan dedikasi, pegabdian dan kontribusi nyata OD.
Politisi murah senyum yang dijuluki si ''tukang loby anggaran'' ini jarang bicara. OD lebih dikenal sebagai politisi pekerja. Jarang bicara, tapi sekali saja ia bicara, OD mampu membuktikan apa yang disampaikannya itu. Menurut OD, politisi itu dihormati karena komitmennya. Bagi warga Sulawesi Utara pasti kita mengenal jargon OD bahwa kepemimpinan adalah teladan. Bahkan, mencuat di Debat calon Gubernur dan calon Wakil Gubernur, OD menyebut menjadi pemimpin itu diawali dari membenahi tempat tidur.
Suatu diksi yang dinilai memiliki interpretasi luas dan mendalam. Sekilas terdengar sederhana, tapi cukup relevan dengan perubahan-perubahan besar yang telah dilakukan para pejuang revolusioner. Dimana mereka pernah menyebut, perubahan-perubahan besar, dimulai dari perubahan-perubahan kecil. Dan juga disiplin, taka da suatu perubahan yang dilakukan dadakan atau sporadis. Namun bagaimana perubahan itu direncanakan, diatur atau disiapkan.
Tak hanya itu, OD yang dikenal identik dengan gagasan ''Sulut Hebat'' akan bersaing ketat dengan CEP yang dikenal mengangkat tagline ''Sulut Bangkit''. Sulut Hebat dan Sulut Bangkit dalam perspektif naratif dan wacana tentu akan saling berkaitan. Dalam hubungannya dengan isu-isu politik, kali ini dihadap-hadapkan. Jargon-jargon ini sebagai representasi ODSK dan juga CEP-Sehan. Meski muaranya sama yakni menata, memajukan Provinsi Sulawesi Utara.
Tapi dalam situasi perjuangan di Pilkada Serentak 2020, keduanya sedang menarik simpati pemilih. Saling mempromosikan visi misi atau program kepada masyarakat dengan tujuan tentu diminati. Sehingga dipilih masyarakat selaku konstituen. Masyarakat awam, kita berharap demokrasi ini terus melahirkan gagasan-gagasan segar yang menyatukan dan mencerdaskan masyarakat. Bukan saling menuding, saling menyesatkan dan membunuh dalam pelukan demi meraih kekuasaan.
Visi politik ''Sulut Bangkit'' menyelipkan pesan bahwa daerah yang luasnya 13.852 km² sedang tertinggal. Atau terlelap dalam tidur, bisa dikonotasikan sedang stagnan, statis. Sehingga diperlukan sentuhan, kebangkitan. Jika ''Sulut Hebat'' memberi impresi tentang Sulawesi Utara yang makin maju. Hebat menjadi kata kunci dan simbol dari pemerintahan Jokowi. Narasi Hebat memberi penanda, kalau OD merupakan gerbong politik yang sama visinya dengan Jokowi.Â
ODSK Vs CEP-SSL berusaha menjadikan Sulawesi Utara sebagai rumah besar semua golongan masyarakat. Daerah yang rukun dan makin maju, beradab. Jika OD menjadikan Sulut tidak sekedar diproyeksikan sebagai destinasi wisata dunia, lebih dari itu adalah gerbang Pasifik. CEP berkomitmen bangkitkan Sulut, jauh dari praktek KKN. Sulut menjadi tempat dimana semua masyarakatnya hidup saling menghormati, hidup sejahtera, tak diskriminasi. Tidak akan terjadi praktek penindasan manusia atas manusia.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H