Mohon tunggu...
Bung Amas
Bung Amas Mohon Tunggu... Jurnalis - Kolektor

Pernah kuliah di Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Unsrat Manado

Selanjutnya

Tutup

Politik

Politik Uang, Kontestasi Mencari Pemimpin Korup

13 November 2020   20:35 Diperbarui: 15 November 2020   08:14 214
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Menjaga Pilkada Jurdil (Foto Westjavatoday.com)

Persaingan program harusnya dikedepankan kandidat Wali Kota dan Wakil Wali Kota Manado. Bukan malah menyandera masyarakat dalam ruang sempit politik pragmatis. Itu sama saja, calon pemimpin membodohi masyarakat, tidak memuliakan wibawa dan nama baik masyarakat. Politik uang, sama nilainya dengan politik jual-beli suara masyarakat. Sangat buruk dampaknya terhadap kepemimpinan kita kelak. Masyarakat perlu kita ajak melawan politik bagi-bagi uang yang menjadi bencana bagi demokrasi.

Racun yang akan mematikan nafas demokrasi salah satu yang sangat akut bahayanya adalah politik bagi-bagi uang. Sama seperti 'politik beras jatah'. Kehormatan masyarakat yang sejatinya ditinggikan malah dijatuhkan, dibuat masyarakat terhina dengan mempertontonkan politik bagi-bagi uang dengan alasan kemanusiaan.

 Kalau benar untuk kemanusiaan, kenapa nanti sekarang mereka bagi-bagi uang?. Sebelumnya, dimana mereka-mereka yang berpura-pura dermawan tersebut?. Masyarakat bisa menilai sendiri.

Berarti apa?, indikasinya hanya mau mendapatkan kekausaan. Alhasil, mereka membagi-bagi uangnya. Dengan merekayasa diri seperti para dermawan, kemudian membagikan uang kepada masyarakat. 

Silahkan diperiksa, mereka calon pemimpin yang berani berbagi uang kepada masyarakat kebanyakannya adalah pengusaha, bisnisman. Mereka itu orang yang jago berdagang. Tak mungkinlah mereka mau rugi. Dalam benak mereka hanyalah keuntungan. Politik bagi-bagi uang seperti proses sayembara mencari pemimpin korup.

Sudah pasti, saat memberi sekarang, lalu ketika menang, mereka akan mencari uang untuk menggantinya. Hasilnya, bisa jadi APBD adalah sasaran mereka untuk memainkannya. Kalau sudah begitu, berarti pembangunan masyarakat terabaikan. 

Keluh-kesah masyarakat tidak didengarkannya lagi. Memimpin Kota Manado dijadikannya panggung mencari keuntungan, dan secara sengaja menguburkan harapan masyarakat untuk meminta adanya pembangunan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun