Terhadap mereka yang secara pikiran beroposisi dengannya saja ia rangkul. Menjadi politisi yang bijaksana, pengayom seperti beliau tidaklah mudah. Tidak semua politisi dapat melakukan hal serupa. Kecuali mereka politisi yang telah memiliki marwah sebagai politisi paripurna.
Beberapa orang dekatnya menyapa beliau dengan sapaan Om Oku. Rekam jejak beliau sebagai politisi layak ditiru, kebaikan dan kepekaan beliau perlu diteladani. Tentu Om Oku bukan politisi instan. Beliau ramah, tapi tegas, bukan politisi yang ujuk-ujuk dan instan dalam proses.
Om Oku dari aspek kemandirian berjuang, seperti Benny Rhamdani. Mereka bukan anak pengusaha, bukan anak pejabat. Sehingga meniti karir dari bawah, jatuh bangun dan terbentur sudah biasa bagi mereka. Dipuja maupun difitnah bagi mereka adalah hal lumrah sebagai politisi.
Tapi prinsip mulia yang mereka pegang yaitu berprasangka baik. Dalam sejumlah pesan yang sukses mereka aktualisasikan ialah berfikir positif. Jangan membalas keburukan dengan keburukan. Kemudian ketika punya kelebihan, bantulah orang lain. Apa adanya dibantu, yang utama yaitu keikhlasan.
Hal yang menarik pula untuk kita simak yakni dari kiprah seorang politisi muda PDI Perjuangan ini, Richard namanya. Sejak berpartai politik ia tak pernah berpindah hati. Richard dikenal politisi loyal terhadap PDI Perjuangan. Richard fokus dan tegak lurus, mengabdi untuk eksistensi PDI Perjuangan di Kota Manado.
Dalam beberapa kesempatan Richard mempertegas posisinya sebagai politisi mandiri. Meski Ayahnya pernah dua periode berturut-turut menjadi Wakil Gubernur Sulut sekaligus pejuang awal PDI Perjuangan di daerah nyiur melambai, tidak membuatnya manja.
Richard menjejaki karirnya dari bawah. Ayahnya dikenal sebagai mentor sejumlah politisi sukses saat ini, teguh pendirian dan berprinsip tak mau meninggalkan kawan. Tidak pernah meninggalkan gelanggang pertarungan bila berkontestasi politik. Gen itu rupanya secara utuh menetes kepada Richard selaku pewaris.
Politisi yang satu ini dikenal pembelajar, setia dalam membangun perkawanan. Tidak suka balik badan bila berjuang. Ia tak membedakan suku, agama dan latar belakang sosial dalam membangun solidaritas. Tak hanya itu, terhadap peran memperjuangkan kepentingan masyarakat Richard berdiri diatas kepentingan semua golongan.
Bung Richard tidak mau bertengkar dengan masyarakat. Begitu pun dengan sesama politisi, ia mengusung gagasan politik rekonsiliatif, akomodatif dan anti terhadap provokasi atau adu domba. Richard berharap ragam anasir-anasir yang membahayakan keutuhan demokrasi, kemudian dapat menyeret masyarakat dalam kubangan konflik, segera diantisipasi, dicarikan solusinya.
Visi sama dengan dua politisi senior diatas. Yaitu menghendaki integrasi negara, konsolidasi demokrasi, kerkunan serta soliditas antara sesama anak bangsa. Richard selalu di depan menyuarakan persatuan, menyeru untuk dilakukannya pembangunan peradaban politik.
Setidaknya catatan kecil yang diambil dari sepenggal kiprah tiga politisi asal Sulut ini dapat menjadi vitamin dan pelajaran bagi kita semua. Tentu kita tidaklah merugi bila memetik hal baik dari orang lain. Perilaku yang positif kita ambil, juga menambah amalan bagi mereka.Â