Salut atas keberanian kalian, membunyikan bel perlawanan. Membuat kode dan menciptakan musuh dengan kawan sendiri, sikap arogan kalian akan memenjarakan sekaligus menjerumuskan kalian. Untuk kalian bertiga, bersama konco-konco dan sengkuni, kita saling topang dalam doa. Optimis saja kita pasti ketemu di arena lain, pertandingan yang boleh jadi lebih seruh. Selamat merayakan kemenangan.
Selamat berbahagia kalian yang telah menyingkirkan orang lain. Tentu kalian belum puas, sekarang mungkin saja sedikit merasakan kemenangan karena telah berhasil melengserkan, menjegal orang yang mereka tidak kehendaki. Semoga besok lusa, beberapa tahun kedepan kalian tidak sedih, tidak meminta bantuan orang-orang yang kalian jegal itu kawan. Silahkan memamerkan kesombongan.
Nama kalian dan perbuatan sarkastis kalian akan selalu dikenang. Terutama di benak orang-orang yang kalian jatuhkan karirnya dengan tragis, begitu memalukan. Selamat melanjutkan pengabdian, berbuatlah kebaikan, perbanyaklah bergaul dan ikuti aturan main, hanya itu membuat kalian tenang dalam mempertahankan karir.
Saat hidup dalam kemapanan, setiap orang berpotensi menjadi jahat. Kapada orang dekatnya, kawan dan apalagi yang dianggapnya musuh. Seperti musuh umumnya, kalau dianggap mengganggu akan dihajarnya.Â
Sebagian kita yang mengemban jabatan menjadi pelupa atau pikun. Kita lupa atas kebaikan orang lain, kadang juga membuat kita seperti babu yang menghamba berlebihan pada dendam dan mereka yang membantu. Sering kali jabatan itu berubah menjadi racun yang mematikan orang-orang disekitar kita. Lalu suatu kelak, berubah lagi, malah kita juga bisa keracunan karenanya. Kemudian mati terhina.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H