KAU tak bedanya dengan yang lainÂ
Narasi besar yang dibangunÂ
Garangmu menghilang
Konsistensimu ditertawakan, kini
Publik berpihak, kau tinggalkan
Rakyat marginal mulai kehilangan kebanggannya padamu
Akhirnya kau tersesatÂ
Kau gagal menjaga trustÂ
Harapan kepadamu kau salah terjemahkanÂ
Strategimu kurang tepatÂ
Kau tinggalkan lukaÂ
Apa yang terpatri dalam pikirmu?Â
Kau tak lebih dari politisi biasaÂ
Mereka para pemburu renteÂ
Aksimu hari ini menggores lukaÂ
Ditengah rakyat yang gelisah, kau menutup mataÂ
Kau bukan representasi rakyat jelata yang komit
Perjuangan gigih hanya dibarter kuasaÂ
Caramu bermanuver tidak wajarÂ
Kau punya peluang membenahi Indonesia
Bukan menjadi budak JokowiÂ
Tapi kau tak sabaranÂ
Kau goyah karena bujukanÂ
Wahai Pak Prabowo yang ku idolakanÂ
Kini seperti kucing anggoraÂ
Setelah kau bangun militansi perjuanganÂ
Kau memilih meninggalkan itu
Jangan beralibih bahwa ini siyasat
Hanya kau yang dipercaya memajukan IndonesiaÂ
Akhirnya yang diharapkan kau lepasÂ
Memilihmu di TPS dengan segudang harapanÂ
Ya, agar kau majukan IndonesiaÂ
Sebagai Presiden bukan seksi keamanan atau MenhanÂ
Jika kau menahan diri
Nasib kedepan insya Allah lebih baikÂ
Takdir Allah akan berpihak kepada mereka yang tulus iklasÂ
Ikhtiar tetap kita lakukan dengan istiqomahÂ
Bukan berarti kau melakukan penetrasi begini
Ketika kau menjadi MenhanÂ
Mimpi dan harapan itu pun runtuhÂ
Berubah etos perjuangan menjadi kecewaÂ
Kau tak mengkalkulasi sisi itu
Yang mulia Pak Prabowo, kau tersesatÂ
Tersesat dalam ingkar politikÂ
Seperti kau tak belajarÂ
Kau pernah dikhianati berulang kaliÂ
Kopi di Jarod pagi ini pun terasa pahit
Hati tersayat dan getarÂ
Melihatmu duduk melantai saat nama-nama Menteri di baca
Asap sedih menyelimuti hatiku
Semoga kau sehat-sehat selalu
Aku loyalismu yang kecewa melihat drama politikmu
Tetap menghormati sikapmu
Aku hanya menggambarkan kecewaÂ
Kenapa kau tak menjadi oposisi?.
Ditemani kawan Gilang aku menulis
Surat untukmu Pak Prabowo
--------------------
Jarod Manado, 23 Oktober 2019