Perkembangan digitalisasi juga melahirkan budak. Para budak-budak itu bisa bermetamorfosa menjadi pengusaha bisnis online.Â
Umumnya mereka yang menggantungkan "hidupnya dari dunia digital. Mereka menyadari bahwa digital sebagai alat mencapai kesejahteraan dan membawa manfaat.
Pemerintah harus turun tangan. Perbanyak konten-konten edukasi. Jangan membiarkan dinamika digital menjadi tercemar dengan caci maki dan adu domba. Kemajuan digital perlu direkayasa menjadi kekuatan penopang demokrasi. Bukan malah melemahkan demokrasi.Â
Era digitalisasi juga menjadi bagian dari konsekuensi-konsekuensi demokrasi. Spirit demokrasi yang meletakkan manusia dengan potensi merdeka, melahirkan kreativitas.Â
Semua manusia demokrasi berpeluang mencipta dan melahirkan karya. Digital sebagai suatu dari karya itu. Simbol kemajuan peradaban.
Konsekuensi lainnya ialah terlahir kerawanan. Ini ditimbulkan karena kebebasan yang kian terbuka.
Plagiat dan repetisi ide-ide orang lain di era digital sulit terjangkau atau dibedakan. Namun itulah fakta kemajuan yang ditandai dengan bahaya, ancaman serta jebakan.Â
Mereka yang mengerti kecanggihan digital, biasanya menggenggam dunia. Akan binasa mereka yang tidak memahami. Sok tau. Lantas terperangkap di dalamnya.Â
Mari kita jinakkan perkembangan digital yang cenderung liar dan buas. Dekatkan dengan ilmu pengetahuan. Lihat asas manfaatnya.
Bertumbuhnya perkembangan digital harus kita baca peluang dan ancamannya. Selaku manusia kita mengerti tidak semua kemajuan zaman itu baik adanya. Hal serupa juga akan kita temui di tengah kehidupan masyarakat non-digitalisasi.Â
Sementara itu, demokrasi di era digital akan membuat segala pelayanan publik menjadi mudah. Ketika kita sedikit menyinggung itu. Konsep seperti e-government turut mendekatkan masyarakat.Â