Politisi yang baik itu mereka yang lihai menyimpan rahasia. Kita memegang prinsip itu, bahwa kemerdekaan pemimpin dan kemandirian memberi efek positif terhadap kebijakannya. Membuat pemimpin tersebut tidak berada dibawa tekanan atau beban tertentu.Â
Bagi pemimpin yang tersandera kepentingan. Kebanyakan mereka ragu-ragu mengambil keputusan. Tipikal pemimpin yang tersandera kepentingan dan menjadi pion, yaitu segala keputusannya harus dikonsultasikan. Berpihak kepada kelompok yang berjasa kepada dirinya. Hilirnya, pemimpin menjadi kurang peduli pada rakyat.
Yang ia pedulikan adalah kepentingan Tuannya. Presiden Jokowi di periode keduanya ini kita harapkan makin sangar terhadap investor Asing dan Aseng. Kebijakan pemerintah tidak diarahkan untuk mendukung pemodal besar. Demokrasi sedang dibajak oligarki elit, itu benar adanya.
Terbukti dari kompromi atau koalisi yang dibangun. Politik bagi-bagi jatah menjadi penanda konkrit. Selanjutnya, dalam pengambilan kebijakan Jokowi perlu melepas diri dari intervensi oligarki tersebut. Walau sulit, kita merindukan Jokowi tegas dalam soal ini.Â
Jokowi akan tersandera bila kekuasaan yang diperolehnya ini merupakan hasil kerja orang lain. Tak ada harapan untuk pembaharuan Indonesia, jika Presiden Jokowi ternyata dipaksakan menjadi pemimpin atas tangan-tangan ajaib. Fakta yang terpantau memang buram. Tapi, tidak begitu adanya. [*]
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H