Mereka yang berkuasa akan turun tahta. Bagi yang belum memimpin dalam skala organisasi maupun Negara, masih punya kesempatan menyiapkan diri. Agar tidak kagetan, tidak kehabisan metode disaat menjadi pemimpin kelak. Kehidupan ini cermin nyata, dimana manusia tidak ada yang berada pada level itu-itu saja.
Naik dan turunya kehidupan manusia, itu menjadi wajar. Dengan istilah lain fluktuasi hidup menjadi sunnatullah. Mengingatkan antara sesama makhluk sosial merupakan hal positif, jangan curiga atau sakit hatinya bila melihat pemimpin diingatkan. Mengkritik pemerintah itu wujud kepedulian kita pada kemajuan Negara.
Jadi pemimpin jangan arogan. Tak perlu berpegang teguh pada pengkultusan pemimpin. Pemimpin juga manusia biasa yang kadang khilaf dan salah. Bahkan, sebetulnya bagi mereka yang masih teguh pendirian mengkritik pemerintah kita berikan apresiasi. Mulai menurun memang keberanian rakyat mengkritik.
Kritik bukan berarti mereka tidak suka. Tidak searah dalam pikiran membangun Indonesia itu biasa. Namun, bila ada kritik meski kita tanggapi secara positif. Itulah kejujuran orang menilai arah pembangunan. Setidaknya, pengkritik adalah mereka dengan prespektif lain membangun Negara. Ayomi saja mereka. [*]
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H