Pada bagian yang lain. Segala momentum politik akan dikapitalisasi. Baik yang akan dilakukan pihak yang meledakkan momentum tersebut atau pihak yang kontra. Antara sesama rival akan saling mengamplifikasi keadaan tertentu. Yang mudah bisa jadi dibuat rumit, dan juga sebaliknya.
Seperti itulah pertarungan politik yang diskenariokan saat ini. Reasoning yang dibangun seakan-akan rebutan kekuasaan dalam politik menjadi sesuatu yang mulia. Dunia seperti hal kekal abadi. Begitu melencengnya. Alhasil, tidak sedikit masyarakat tergiring dalam skema tersebut.
Implikasinya, konflik berkepanjangan bermunculan hanya karena gara-gara politik. Keluarga terpolarisasi. Sesama tetangga tidak harmonis. Rumah tangga juga sampai-sampainya terganggu disebabkan pemikiran politik yang merusak. Situasi yang demikian harus dirubah. Bukan lagi direhab, tapi direposisi.
Dalam setiap Pemilu selalu saja ada orang yang menjadi tumbal. Yang menyediakan dirinya untuk menjadi limbah demokrasi. Kita nantikan saja prediksi para ahli survei dan pengamat politik akan dijungkirbalikkan dengan pilihan rakyat pada tanggal 14 Februari 2024 nantinya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H