Megawati Soekarnoputri sedang perang dalam kontestasi Pilpres 2024?, atau jangan-jangan mereka hanya berbagi tugas untuk melakukan prank (lelucon) pada publik. Momentum ini dijadikan sebagai teater politik semata.
BENARKAH Presiden Republik Indonesia, Joko Widodo dan Ketua Umum Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI Perjuangan),Mari kita membaca satu persatu peristiwa politik jelang Pemilihan Presiden (Pilpres) 2024. Deklarasi Ganjar Pranowo, sebagai bakal calon Presiden yang diusung PDI Perjuangan di Istana Batu Tulis, Bogor, Jumat, 21 April 2023. Diumumkan pada Rapat DPP Partai ke-140 yang diperluas Tiga Pilar dengan agenda konsolidasi internal dan silaturahmi Idul Fitri 1444 Hijriah, itu dihadiri Jokowi.
Selaku petugas partai Jokowi ikut hadir, meski beredar rumor ada sedikit ketersinggungan dimana Jokowi hanya diundang saat Ganjar diumumkan. Tidak mengatur dari awal.Â
Kemudian, Rabu, 18 Oktober 2023, Ketua Umum DPP PDI Perjuangan Megawati mengumumkan Mahfud MD sebagai bakal calon wakil presiden yang mendampingi Ganjar.
Situasinya tidak seperti komposisi sebelumnya, dimana Jokowi hadir. Disinilah menjadi puncak pertengkaran politik Jokowi vs Megawati menurut analis politik. Kerenggangan mencuat, dan semakin krodit lagi dikala Gibran Rakabuming Raka, anak Jokowi dipinang Prabowo Subianto sebagai calon wakil Presiden.
Semakin menarik, ngeri-ngeri sedap panggung politik kita. Ketegangan demi ketegangan politik satu persatu terungkap ke publik. Senin, 30 Oktober 2023 kemarin, sebelum bertemu Pejabat (Pj) Kepala Daerah, Presiden Jokowi menjamu 3 (tiga) bakal calon Presiden di Istana Merdeka Jakarta. Hadir Anies Baswedan, Ganjar Pranowo, dan Prabowo Subianto.
Setelah pertemuan makan siang Jokowi dengan 3 Capres ini, bermunculan spekulasi. Ada yang menyebut Jokowi sekadar memperlihatkan kekuatan politiknya pada Megawati. Ada yang menyebut pertemuan ini juga dinilai untuk menepis bahwa Jokowi tidak netral dalam Pilpres 2024. Jokowi mau menjadi king maker ''pembuat raja''.
Direktur Eksekutif Poltracking Indonesia, Hanta Yuda, Selasa, 24 Mei 2023, di media online Tribunnew.com, pernah menyebut bahwa Presiden Jokowi berpotensi membentuk poros baru di Pemilu Presiden 2024 di luar PDI Perjuangan. Prediksi tersebut ternyata benar adanya. Kini muncul Gibran sebagai Cawapres yang mendampingi Prabowo.
Boleh jadi, Jokowi tidak punya kemampuan mengendalikan Ganjar sebagai sesama petugas parpol. Kondisi itulah yang mengharuskan orang nomor satu di Indonesia ini bermanuver mengusung putranya menjadi Cawapres. Politik memang memberi ruang atas lahirnya probabilitas. Siapa yang menyangka Gibran akan ikut bertarung dalam Pilpres.
Hasilnya, Gibran ''dipaksa'' turun gelanggang. Selain masih muda secara usia, Gibran disebut-sebut belum punya pengalaman sebagai politisi. Gibran akhirnya dituduh sebagai politikus yang memanfaatkan kebesaran dan kedudukan Ayahnya selaku Presiden. Begitulah asumsi, tudingan dan spekulasi politik yang berkembang.
Jangan juga disalahkan jika rakyat berpendapat demikian. Tidak boleh marah, karena Gibran sudah terjun ke pentas politik yang notabenenya adalah ruang publik. Semua rakyat Indonesia yang menyetor pajak, dan mencintai tanah air ini rasanya berhak bicara sebagai anak bangsa. Tentu mereka tak mau negara Indonesia tercinta tergadau atau disalah kelola pemimpinnya.