DJokowi akhirnya ditarik masuk dalam gelanggang Pilpres 2024.
INAMIKA politik nasional kembali mengalami peningkatan eskalasi. Gibran Rakabuming Raka, Wali Kota Solo dan anak PresidenSabtu, 21 Oktober 2023 hari ini. Menjadi momentum emas bagi Partai Golkar, sekaligus sebagai patahan sejarah. Wajah murung, ada yang senyum gembira kita lihat terpancar di tampilkan dalam Rapimnas partai Golkar. Hadir para senior-senior partai Beringin.
Disinilah sejarah baru dimulai. Dimana Gibran diputuskan, ditetapkan, disepakati untuk diusung sebagai Cawapres mendampingi Prabowo Subianto. Di lain pihak, banyak spekulasi bermunculan. Golkar disebut mencaplok kader Banteng (PDI Perjuangan) dengan tujuan polarisasi.
Beragam analisa juta mencuat. Sebagian analis politik menduga ini trik KIM Â (Koalisi Indonesia Maju) untuk membuat soliditas PDI Perjuangan dan kubu Ganjar Mahfud kocar-kacir. Operasi politik ini dinilai menguntungkan AMIN (Anies - Muhaimin). Begitu kuatkah pengaruh AMIN lantaran mereka sebagai jebolan Aktivis mahasiswa, pentolan Cipayung plus?.
Hasil keputusan Rapimnas Golkar untuk mengusung Gibran, bukan main-main. Hal ini menjadi riskan secara politik bagi klan atau trah politik Jokowi. Akan dianggap Jokowi sebagai Bapak Politik Dinasti.
Kalau kita telisik, Mahfud ditetapkan sebagai Cawapres oleh PDI Perjuangan di Sekretariat DPP PDI Perjuangan, Jalan Diponegoro, Jakarta Pusat, Rabu, 18 Oktober 2023. Gibran juga diusung sebagai Cawapres dari Golkar di Kantor DPP Partai Golkar, jalan Anggrek Nelly Murni, Jakarta Barat.
Tidak main-main, keputusan Gibran menjadi Cawapres otomatis berefek pada soliditas PDI Perjuangan karena dia merupakan Wali Kota yang diusung PDI Perjuangan. Gibran merupakan petugas partai PDI Perjuangan. Loyalitasnya tengah diuji.
Dukungan suara yang menjadi basis Ganjar Pranowo di Jawa Tengah, juga akhirnya terancam. Hal ini akan tersebar, terbagi dengan kehadiran Gibran jika benar-benar Gibran berniat maju dan mendaftar ke KPU sebagai Cawapres.
Asumsi lainnya, situasi ini sengaja dibuat elit partai politik yang menjadi circle Jokowi. Agar kontestasi Pilpres 2024 masih dalam kendali mereka. Artinya, AMIN tidak menjadi common enemy. Ada dua kemungkinan terjadi.
Ketika benar-benar Jokowi dan Megawati (PDI Perjuangan) terjadi, konsekuensinya yang meraih keuntungan besar pasti bukan mereka. Pihak lain, itu bisa juga Golkar, NasDem, atau Gerindra. Ruang kebekuan komunikasi ini akan semakin kronis, jika Megawati dan Jokowi tak ada titik temu.
Drama politik jelang Pilpres 2024 sungguh menarik. Untuk internal Golkar, memang dalam beberapa momentum politik mereka terbiasa menjadi pengatur. Namun kali ini agaknya memiriskan. Karena kader asli Golkar rasanya tidak ada dalam barisan Capres dan Cawapres.