Mohon tunggu...
Bung Amas
Bung Amas Mohon Tunggu... Jurnalis - Literasi progresif

Pegiat Literasi dan penikmat buku politik

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Rekalkulasi Politik 2024

15 September 2023   13:34 Diperbarui: 15 September 2023   14:12 167
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Demokrasi kita berharap akan menjadi rumah aman (safe house) bagi semua rakyat Indonesia. Walau, ada juga politisi yang atas birahi politiknya menciptakan Neraka demokrasi bagi rakyat. Jika kita konsen pada keselamatan demokrasi, adanya konfigurasi politik saat ini perlu untuk kita kawal secara bersama.

Dimana spektrum politik di negeri ini tidak dapat lepas dari intervensi para cukong atau bohir. Merekalah yang menjadi perusak demokrasi. Kehadiran mereka akan mengacak-acak ceruk suara pemilih. Senjata andalannya ialah uang. Apapun itu, politik harus makesense.

Jangan sampai ada penumpang gelap seperti para bohir yang menjadikan rakyat sebagai tawanan (captive) yang diperalat untuk kepentingan jahat. Karena core penting dari demokrasi itu adalah untuk membebaskan rakyat dari penindasan. Rakyat harus merdeka dari kebodohan. Jangan ada lagi penindasan dalam bentuk apapun.

Sejalan dengan itu, politisi dalam konteks rebutan kepentingan harus menempatkan keberadaannya sebagai wadah ''substrat''. Tidak menjadi semacam portal. Politisi memiliki sasaran aksi yang bermuara pada rakyat. Bagaimana mereka mengkanalisasi pemilih agar memilih dirinya atau partai yang diusungnya.

Di balik semangat penyatuan, ada resistensi yang muncul dalam konteks demokrasi kita. Yang berpotensi menguatkan atau melemahkan politisi tertentu. Proses ini akan mendewasakan para politisi. Politisi yang berobsesi memfasilitasi seluruh kepentingan rakyat tentu juga ada titik lemahnya.

Realitasnya sebagai manusia yang memiliki kelebihan, kekurangan politisi tak mampu mengakomodir semua kepentingan rakyat. Untuk isu aktual, terdapat elemen perubahan vs elemen pro keberlanjutan yang menjadi tema atau visi besar yang dibawa para pasangan calon Presiden di masing-masing kubu.

Ada entitas yang merasa lebih berkah mewariskan semangat pembangunan dari Presiden Jokowi. Dan juga ada yang sebaliknya, merasa perlu ada perubahan pada kepemimpinan negara ini ke depannya. Seiring dengan itu, politisi perlu memitigasi semua isu. Sehingga tidak memecah-belah rakyat.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun